Jakarta,TERBITINDO.COM – Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, memilih bungkam usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2025). Pemeriksaan ini terkait dugaan suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI dan perintangan penyidikan dalam kasus Harun Masiku.
Kuasa hukum Hasto, Maqdir Ismail, memastikan bahwa kliennya telah memberikan keterangan terkait dua kasus tersebut. “Pemeriksaan selanjutnya akan dilakukan sesuai kebutuhan penyidik. Untuk hal lain, silakan tanya langsung kepada KPK,” ujar Maqdir usai mendampingi Hasto.
Dua Kasus Berat yang Menjerat
Hasto tidak hanya menghadapi dugaan suap dalam proses PAW, tetapi juga kasus perintangan penyidikan yang menyeret nama Harun Masiku. Berdasarkan penyelidikan KPK, Hasto diduga memerintahkan Harun untuk merendam ponselnya di air dan melarikan diri saat operasi tangkap tangan KPK pada 8 Januari 2020.
Tak berhenti di situ, pada Juni 2024, Hasto kembali disebut memerintahkan staf pribadinya, Kusnadi, untuk menenggelamkan ponsel sebelum dirinya diperiksa oleh penyidik. “HK bahkan mengumpulkan saksi terkait perkara ini dan mengarahkan agar tidak memberikan keterangan yang sebenarnya,” ungkap Setyo, salah satu pejabat KPK.
Status Tersangka
KPK akhirnya menetapkan Hasto sebagai tersangka dalam dua perkara. Surat perintah penyidikan (sprindik) terkait dugaan perintangan penyidikan diterbitkan pada 23 Desember 2024. Ini mempertegas posisi Hasto sebagai aktor kunci dalam kasus yang telah berlarut-larut sejak Harun Masiku menjadi buron pada awal 2020.
Apa Langkah Selanjutnya?
Langkah Hasto yang mendadak bungkam setelah pemeriksaan memunculkan spekulasi di tengah publik. Apakah ini strategi hukum, atau ada fakta baru yang akan terungkap?
Kasus ini tidak hanya menguji integritas lembaga hukum tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang transparansi dan keadilan. Akankah KPK mampu membongkar seluruh tabir yang selama ini menyelimuti kasus Harun Masiku?
