Jakarta,TERBITINDO.COM – Para mahasiswa mengancam akan menggelar aksi lebih besar jika Jokowi tak merespons tuntutan mereka terkait Penolakan perpanjangan masa jabatan presiden Joko Widodo.
Menanggapi ancaman tersebut, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin menyindir Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI). Ali Ngabalin mempertanyakan logika para mahasiswa yang mengultimatum Jokowi.
“Bagaimana logikanya? Mahasiswa memberi waktu dua hari kepada presiden. Kalau main ancam-ancam itu bagaimana logikanya?” kata Ngabalin kepada media, Selasa (5/4/2022).
Ia pun bertanya-tanya apakah para mahasiswa tidak membaca berita terbaru. Dia mengingatkan Jokowi telah menyetujui Pemilu Serentak 2024 digelar 14 Februari 2024.
Jokowi, jelasnya telah menegaskan penolakan terhadap perpanjangan masa jabatan. Ngabalin mengaku heran mahasiswa masih terus menggelar aksi unjuk rasa.
“Apakah mereka paham konstitusi mengatur periode masa presiden dan tidak mengatur perpanjangan?” tutur Ngabalin.
Ia pun meminta mahasiswa untuk menyampaikan pendapat secara santun. Dia minta tak ada lagi ancaman atau ultimatum yang dilayangkan ke Jokowi.
“Mereka akan jadi pemimpin-pemimpin besar republik ini. Mulai sekarang, mereka harus menyampaikan pendapat dengan baik, enggak usah main ancam. Itu bukan watak mahasiswa,” tegas Politikus Gerindra itu.
Diketahui sebelumnya AMI menggelar demonstrasi menolak perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu. Demonstrasi digelar di dekat Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat (1/4).
Mahasiswa memberi waktu kepada Jokowi untuk merespons hingga 3 April 2022. Karena Jokowi tak merespons hingga saat ini, AMI berencana menggelar aksi unjuk rasa lanjutan.
Tere Syukur