BSSN: Ancaman Serangan Siber Era Perang Generasi Kelima Bisa Memecah Belah Bangsa

by -644 Views
BSSN

Jakarta,TERBITINDO.COM-Ancaman siber kini tidak hanya berwujud teknis tetapi merambah aspek sosial. Lebih dari sekadar merusak infrastruktur digital, serangan ini bisa memecah belah bangsa lewat hoaks, propaganda, dan manipulasi informasi.

Di era perang generasi kelima (G5), ancaman ini menjadi lebih kompleks, melibatkan serangan yang menargetkan aspek sosial dan budaya.

Seiring dengan perkembangan teknologi, ancaman siber semakin relevan dan berbahaya.

Deputi Bidang Operasi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Mayjen TNI Dominggus Pakel, menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan dengan Korps Menwa Indonesia pada 14 Oktober 2024 di Kantor BSSN, Ragunan, Jakarta Selatan.

“Internet kini menjadi nadi kehidupan, digunakan untuk komunikasi, transaksi ekonomi, dan aktivitas sosial. Ketergantungan ini tak hanya dialami masyarakat, tetapi juga pemerintah dan sektor swasta. Namun, jaringan internet sangat bergantung pada listrik. Jika listrik mati, seperti pada kasus gangguan PLN, sistem internet bisa lumpuh. Ini berpotensi mengganggu tatanan ekonomi, politik, sosial, hingga keamanan nasional,” jelas Dominggus Pakel.

Ia menambahkan bahwa ancaman saat ini tidak lagi terbatas pada aspek militer, seperti TNI dan Polri, tetapi juga menyasar dunia maya sebagai dimensi pertahanan kelima.

Sebanyak 512 pemerintah daerah dan 98 infrastruktur kementerian serta lembaga swasta rentan diserang.

“Oleh karena itu, kerjasama lintas sektor sangat dibutuhkan untuk menangani ancaman ini,” lanjutnya.

 Potensi Korps Menwa Indonesia 

Ketua Pengurus Pusat Korps Menwa Indonesia, Mayjen TNI Purn Jan Pieter Ate MBus MA, menjelaskan bahwa organisasi Menwa terdiri dari mahasiswa aktif dan alumni berbagai perguruan tinggi.

Alumni Menwa kini berkarier di sektor swasta maupun pemerintahan. Kolaborasi ini membuka peluang besar bagi Korps Menwa untuk berperan dalam perlindungan nasional, terutama di bidang siber.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas potensi Korps Menwa dalam memperkuat pertahanan siber.

Program seperti cyber patriot, yang pernah dilakukan sebelumnya, menjadi contoh konkret keterlibatan Menwa dalam keamanan siber.

Mayjen TNI Dominggus Pakel menegaskan bahwa perang generasi kelima mencakup serangan hybrid, asimetris, dan sosial, yang menuntut kesiapan lebih dari sekadar kemampuan teknis.

“BSSN menghadapi serangan terhadap infrastruktur, seperti jaringan dan database, serta serangan sosial berupa hoaks dan propaganda. Menghadapi ancaman ini, peran akademisi dan pelajar sangat penting untuk menangkal dampaknya,” jelasnya.

Sebagai langkah konkret meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keamanan siber, BSSN telah menyiapkan 250 modul pelatihan yang mencakup berbagai tingkat keahlian, mulai dari operator hingga level lanjutan.

“Modul ini dirancang agar peserta memahami berbagai teknik perlindungan dan ancaman siber secara menyeluruh. BSSN dan Korps Menwa sepakat untuk bersinergi membangun literasi keamanan siber di kalangan masyarakat,” tutup Dominggus Pakel.  (Apik Kekerkaca)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.