Jakarta, TERBITINDO.COM– Disadur dari laman media sosial Tiktok media ternama di dalam negeri, Kamis (10/10/2024) beredar poster yang berisi daftar menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.
Dalam daftar kabinet yang diberi nama Kabinet Indonesia Emas tersebut, jumlah menteri yang akan menjabat jauh melebihi jumlah menteri di kabinet Jokowi.
Menanggapi poster yang beredar, Sekjen Partai Gerinda Muzani menegaskan bahwa proses pembentukan kabinet masih dalam tahap pengusunan sehingga yang beredar di media sosial tersebut tidak benar.
Menjelang hari pelantikan bedar informasi bahwa akan ada tiga orang dari PDIP yang menjabat pada era Jokowi juga masuk dalam daftar kabinet yang hampir rampung tersusun.
Muzani tidak menyangkal hal tersebut. Muzani membenarkan bahwa akan ada kader PDIP yang tergabung.
Golkar sebagai sebagai salah satu partai pengusung Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024, sekaligus partai pemenang ke-2 dalam pemilihan legislatif tidak mempersoalkan jika kelak Prabowo mengajak dan memasukan kader PDIP dalam susunan kebinetnya.
Dengan masuknya PDIP sudah tentu akan berdampak pada penggemukan kabinet Prabowo-Gibran. Disinyalir, jumlah kabinet Prabowo-Gibran akan jauh melampau jumlah kabinetnya Jokowi-Ma’aruf Amin.
Menanggapi hal tersebut, Prabowo sebagai presiden terpilih dalam pidatonya di acara BNI Daily Investor pada Rabu (9/10/2024), tegas menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang besar, luasnya sama dengan benua Eropa yang terdiri dari 27 negara. Ia bertekat membentuk pemerintahan persatuan yang kuat sehingga terpaksa koalisi juga harus besar.
Selain membandingkan luas negara Indonesia dengan Benua Eropa, Prabowo juga mengangkat contoh negara Timor Leste.
Tomor Leste hanya negara kecil dengan jumlah penduduk yang tidak banyak. Luasnya pun hampir seluas Kabupaten Bogor tetapi jumlah menterinya mencapai 28 orang karena berkoalisi juga.
Lebih lanjut, Prabowo menyatakan bahwa jika Indonesia adalah negara otoriter, yang berkuasa hanya satu partai maka Indonesia bisa dijalankan hanya dengan 20-an orang menteri saja. Tetapi bukan demikian prosesnya, tegas Prabowo.
Untuk Indonesia perlu ada perwakilan dari setiap kelompok. Sebagai negara besar, Indonesia harus menjadi negara yang kuat. Demi tercapainya tujuan ini, secara tidak langsung mau menegaskan bahwa wajar jika susunan kabinetnya mengalami pembengkakan. (cf)