Jakarta,TERBITINDO.COM-Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM , uskup keuskupan Bagor. Ia telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam pelayanannya di Indonesia.
Lahir pada 17 Mei 1962 di Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, Mgr. Paskalis adalah anggota dari Ordo Fransiskan (OFM) dan dikenal atas komitmennya dalam melayani masyarakat, terutama dalam hal dialog antaragama dan pengembangan sosial.
Ia menyelesaikan studi teologinya di Indonesia dan melanjutkan pendidikannya di Roma. Setelah ditahbiskan sebagai imam pada 2 Februari 1991, Mgr. Paskalis mengabdikan dirinya dalam berbagai pelayanan pastoral di sejumlah wilayah di Indonesia.
Pada 2014, Paus Fransiskus menunjuknya sebagai Uskup Bogor, sebuah wilayah yang memiliki dinamika sosial dan keagamaan yang kompleks.
Salah satu alasan utama Paus Fransiskus mengangkat Mgr. Paskalis sebagai kardinal adalah visi pastoralnya yang sejalan dengan nilai-nilai kepemimpinan Paus. Mgr. Paskalis dikenal sebagai pemimpin yang sederhana, berfokus pada perdamaian, keadilan sosial, serta mendukung hubungan baik antaragama.
Dalam pelayanannya sebagai Uskup Bogor, ia sering terlibat dalam dialog lintas agama, berusaha membangun jembatan antara berbagai kelompok di tengah perbedaan.
Selain itu, dedikasi Mgr. Paskalis terhadap masalah-masalah lingkungan juga menjadi alasan kuat di balik pengangkatannya.
Sebagai seorang Fransiskan, ia memegang teguh prinsip penghormatan terhadap alam sebagai bagian dari ciptaan Tuhan, sejalan dengan ensiklik Paus Fransiskus, Laudato Si’, yang menekankan pentingnya merawat bumi dan lingkungan.
Penunjukan ini juga mencerminkan perhatian Paus terhadap Gereja di Indonesia, yang terus berkembang dan memiliki peran penting dalam dinamika sosial dan keagamaan di Asia.
Mgr. Paskalis, dengan karakter sederhana dan semangatnya dalam memperjuangkan keadilan sosial, diharapkan dapat membawa semangat baru dalam kepemimpinannya sebagai kardinal.
Dengan pengangkatan ini, Mgr. Paskalis Bruno Syukur tidak hanya mewakili Indonesia di panggung global, tetapi juga membawa semangat kepemimpinan yang rendah hati dan penuh empati, sejalan dengan nilai-nilai Gereja Katolik universal. (fj)