Jakarta, TERBITINDO.COM – Presiden RI Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Senin (9/4/2025).
Dalam pertemuan yang berlangsung selama 1,5 jam ini, keduanya berdiskusi hangat seputar isu-isu kebangsaan.
Tidak hanya bertukar pikiran, Megawati juga memberi sejumlah masukan terkait efektivitas pemerintahan Prabowo.
Menurut Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, pertemuan tersebut lebih dari sekadar perbincangan ringan.
“Kalau soal menyatukan visi, saya tidak tahu pasti. Tapi, yang jelas ada diskusi mendalam tentang masa depan Indonesia,” ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (8/4/2025) malam.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah situasi global yang dinamis. Megawati, yang pernah memimpin negara saat krisis, membagikan pengalamannya kepada Prabowo.
Dasco menyebutkan bahwa kedua tokoh sepakat pentingnya kesiapan Indonesia menghadapi tantangan global yang juga dihadapi negara-negara lain.
“Yang dibahas lebih ke bagaimana menghadapi tantangan global saat ini. Keduanya saling bertukar pengalaman dan gagasan,” kata Dasco.
Efektivitas Pemerintahan Jadi Sorotan
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menambahkan, Megawati menekankan pentingnya efektivitas pemerintahan Prabowo agar dapat membawa dampak nyata bagi masyarakat.
Ia menilai, masukan Megawati sangat relevan dalam rangka memperkuat kinerja pemerintahan.
“Masukannya jelas, agar pemerintahan yang dipimpin Pak Prabowo bisa memberi dampak positif bagi rakyat,” ujar Muzani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (9/4/2025).
Tak hanya itu, Megawati juga membagikan kisahnya saat menangani persoalan ekonomi nasional.
Hal ini dirasa penting, terlebih Prabowo sempat menyentuh isu tarif impor baru dari Presiden AS Donald Trump yang bisa berdampak pada perekonomian Indonesia.
Muzani mengungkapkan bahwa Prabowo dan Megawati melihat kebijakan tarif impor dari AS sebagai peluang.
Mereka sepakat menjadikan kondisi tersebut sebagai momentum kebangkitan produk dalam negeri.
“Ini justru bisa jadi momentum kebangkitan produk Indonesia,” ujarnya. Ia menambahkan, kenaikan harga produk impor ke depan bisa memicu peningkatan kecintaan terhadap produk lokal.
“Inilah saatnya produk Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri. Cintai produk Indonesia,” kata Muzani.
Menuju Arah Koalisi?
Lantas, apakah ini berarti PDI-P akan segera merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus?
Menurut pengamat politik Adi Prayitno, pertemuan tersebut bisa dibaca sebagai penegasan kerja sama politik antara PDI-P dan Gerindra.
“Kalau benar ada pertemuan semalam, itu menegaskan bahwa sebenarnya PDI-P dan Gerindra sudah lama bekerja sama,” ucap Adi.
Meski belum secara resmi bergabung dalam koalisi, PDI-P dinilai konsisten mendukung berbagai kebijakan strategis pemerintahan Prabowo.
Salah satunya adalah ketika Fraksi PDI-P memimpin panja revisi UU TNI yang cukup kontroversial di masyarakat.
Adi melihat bahwa hubungan Prabowo dan Megawati lebih dari sekadar formalitas politik. Mereka adalah sahabat lama yang kini kembali menemukan ruang kerja sama.
“Pertemuan itu menunjukkan kedekatan yang tetap terjaga, dan memperlihatkan bahwa keduanya bisa terus bekerja sama secara politik,” tutupnya. (Enjo)