NTT, TERBITINDO.COM – Meski jadi kantong pendapatan asli daerah (PAD) Flores Timur, kondisi Pemandian Air Panas Waiplatin justru mengundang keprihatinan.
Fasilitas rusak, minim perawatan, dan sepi inovasi, menjadikan potensi besar ini perlahan-lahan kehilangan pesonanya.
Salah satu destinasi wisata unggulan di dekat Kota Larantuka, Pemandian Air Panas Waiplatin di Desa Mokantarak, Flores Timur, kini tampak tak terurus.
Lokasinya yang strategis dan popularitasnya di kalangan wisatawan lokal rupanya belum cukup untuk menjaga keindahannya tetap terawat.
Sebagai sumber penerimaan pendapatan asli daerah (PAD), keberadaan Waiplatin seharusnya menjadi perhatian utama Pemerintah Daerah Flores Timur.
Sayangnya, kondisi di lapangan menunjukkan hal sebaliknya: kawasan wisata ini nyaris terabaikan.
Pantauan langsung pada Jumat (4/4/2025) sore mengungkap kerusakan di berbagai titik. Gapura masuk rusak, tembok pembatas, gazebo, jembatan menuju hutan bakau, kanopi, hingga wahana bermain anak-anak pun tak luput dari kondisi mengenaskan.
Kolam-kolam air panas, baik yang besar maupun kecil, sebagian besar rusak dan tidak bisa digunakan. Rumput liar tumbuh bebas di mana-mana, menandakan lemahnya perawatan rutin di kawasan ini.
“Wisatawan ke sini hanya bisa mandi air panas saja. Fasilitas lain seperti jalan ke hutan bakau atau kolam besar sudah tak bisa dipakai. Anak-anak juga tak bisa bermain karena semua rusak,” keluh sejumlah wisatawan lokal yang berkunjung sore itu.
Petugas karcis masuk, Valeria Hurint, turut membenarkan keluhan para pengunjung. Ia menyebutkan bahwa sebagian besar fasilitas memang rusak dan sangat membutuhkan perbaikan.
Menurut Valeria, selama dua tahun sebelumnya—yakni 2023 dan 2024—Waiplatin dikelola oleh pihak ketiga, Nagi Explorer.
Namun sejak awal 2025, pengelolaan kembali diambil alih oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Flores Timur.
Ia mengaku telah melaporkan kerusakan-kerusakan tersebut kepada dinas terkait. Harapannya, segera ada upaya perbaikan agar daya tarik wisata ini kembali hidup.
Meskipun dalam kondisi memprihatinkan, Waiplatin tetap ramai dikunjungi, terutama saat akhir pekan dan hari libur nasional. Pengunjung dikenakan tarif masuk sebesar Rp 5.000 untuk dewasa dan Rp 2.000 untuk anak-anak. Parkir roda empat dipungut Rp 10.000, roda dua Rp 5.000, dan sewa gazebo Rp 10.000.