NTT, TERBITINDO.COM – Pemuda Katolik Komisariat Daerah (PK KOMDA) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Senin (31/3/2025) di Sekretariat PK KOMDA NTT, Jalan HTI Maulafa, Kota Kupang.
Acara ini diikuti secara daring oleh kader dari berbagai Komisariat Cabang di tingkat kabupaten dan kota.
Dalam diskusi ini, para peserta membahas strategi pemberdayaan ekonomi serta pembentukan koperasi yang bertujuan memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat luas.
Aktivis koperasi Lambertus Kaha hadir sebagai narasumber, berbagi wawasan mengenai konsep dasar koperasi, manfaatnya, serta tahapan pembentukannya.
Ketua Pemuda Katolik KOMDA NTT, Yuvensius Tukung, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan respons terhadap tantangan pembangunan di NTT, terutama dalam mengatasi kemiskinan, pengangguran, dan human trafficking.
Menurutnya, koperasi dapat menjadi solusi konkret dalam meningkatkan kemandirian ekonomi kader.
“Kami serius menyusun strategi organisasi yang berdampak jangka panjang. Koperasi menjadi salah satu jawaban atas tantangan ekonomi di NTT,” ujar Yuvensius.
Diskusi ini juga merupakan tindak lanjut dari hasil Rapat Pleno I Pemuda Katolik KOMDA NTT, yang menekankan pentingnya kemandirian ekonomi bagi para kader.
Dengan basis kader yang tersebar di 22 kabupaten/kota, Pemuda Katolik optimistis koperasi dapat menjadi alat pemberdayaan ekonomi yang efektif.
Kebijakan pemerintah pusat di bawah Presiden Prabowo Subianto dan strategi Gubernur NTT yang menjadikan koperasi sebagai sektor unggulan turut memperkuat langkah Pemuda Katolik dalam membangun koperasi.
Rencananya, koperasi yang dibentuk PK KOMDA NTT akan berfokus pada koperasi konsumen (Kopmen) guna memperkuat unit bisnis internal. “Melalui koperasi ini, kader Pemuda Katolik bisa berkembang dengan semangat gotong royong dan solidaritas,” tambah Yuvensius.
Sebagai tindak lanjut, FGD ini menghasilkan pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) yang diketuai oleh Bonifasius Jehadin.
POKJA akan bertanggung jawab dalam penyusunan dokumen penting, termasuk akta dan pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM.
“Kami akan memastikan seluruh proses berjalan lancar agar koperasi ini segera beroperasi. Kami membutuhkan dukungan penuh dari seluruh kader di 22 kabupaten/kota,” ujar Bonifasius.
Dengan terbentuknya koperasi ini, diharapkan kader Pemuda Katolik dapat lebih mandiri secara ekonomi dan berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di NTT. (Ns)