PLN NTT Genjot Panas Bumi untuk Capai Target Bauran EBT 198 MW

by -5096 Views

NTT, TERBITINDO.COM – PLN Nusa Tenggara Timur (NTT) menargetkan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) mencapai 198 megawatt (MW) pada 2030. Untuk mewujudkannya, PLN akan berfokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

“Sangat ambisius memang. Ini butuh kerja sama semua pihak, termasuk pihak internasional, karena PLTS tidak bisa berdiri sendiri tanpa teknologi yang lain,” kata Manager Perencanaan Sistem Kelistrikan PLN Unit Induk Wilayah NTT, I Wayan Adi Hari, dalam acara Berbagi Pembelajaran Program MENTARI yang dipantau secara daring, Rabu (12/3/2025).

Capaian dan Tantangan Bauran Energi NTT

Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021, NTT ditargetkan memiliki bauran energi terbarukan sebesar 17,8% pada 2023 dan meningkat menjadi 23% pada 2024. Namun, hingga 2023, NTT baru memiliki 62 pembangkit listrik EBT dengan total kapasitas 45,29 MW.

“Kalau melihat keseluruhan daya di NTT sekitar 470 MW, berarti EBT ini masih 10%-nya,” ujar Adi. Dari total tersebut, kapasitasnya terbagi menjadi:

  • PLTS: 50 unit dengan total kapasitas 19,2 MW
  • PLTMH: 9 unit dengan total kapasitas 6,77 MW
  • PLTP: 3 unit dengan total kapasitas 20,5 MW

Melihat data tersebut, PLTP terbukti memiliki kapasitas lebih besar dibandingkan sumber energi lainnya, menjadikannya pilihan utama PLN NTT untuk meningkatkan rasio EBT.

PLTP Jadi Andalan, Flores Jadi Contoh

PLN NTT akan menjadikan PLTP sebagai prioritas utama dalam mencapai target bauran energi. Flores, sebagai wilayah dengan bauran EBT terbesar di NTT, menjadi contoh nyata keberhasilan pengembangan PLTP. Sebelumnya, wilayah ini pernah mencapai bauran EBT sebesar 26% berkat keberadaan PLTP.

Dukungan Diperlukan untuk Membangun PLTP

Untuk mencapai target minimal 23% pada 2024, PLN NTT membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama dalam pembangunan beberapa PLTP besar, di antaranya:

  • PLTP Ulumbu – 20 MW
  • PLTP Sokoria – 25 MW
  • PLTP Mataloko – 20 MW
  • PLTP Atadei – 10 MW

“Pembangunan pembangkit skala besar pasti bersinggungan dengan perizinan, kondisi masyarakat, dan faktor lainnya. Jika tidak ada dukungan, sulit bagi kami untuk mewujudkan keberlanjutan energi bagi generasi mendatang,” tegas Adi.

Elektrifikasi NTT Capai 96,37%, Tapi Tantangan Masih Ada

Hingga Januari 2025, rasio elektrifikasi NTT sudah mencapai 96,37%. Meski begitu, masih ada empat wilayah yang masuk zona merah karena belum sepenuhnya menikmati listrik, yaitu:

  • Sabu Raijua
  • Timor Tengah Selatan
  • Manggarai Timur
  • Sumba Barat Daya

Sementara itu, rasio desa berlistrik telah mencapai 96,51%, tetapi masih ada 35 desa di Sumba Timur yang belum mendapat akses listrik. Kondisi geografis yang terpencil menjadi tantangan utama dalam penyediaan jaringan listrik ke desa-desa tersebut.

PLN NTT terus berupaya mewujudkan energi yang lebih bersih dan merata, dengan fokus pada PLTP sebagai solusi utama untuk meningkatkan bauran energi terbarukan di wilayah tersebut.

Grafik Perbandingan Kapasitas Pembangkit EBT di NTT (2023)

📊 Total Kapasitas: 45,29 MW

  • 🔆 PLTS – 19,2 MW (42%)
  • 💧 PLTMH – 6,77 MW (15%)
  • 🌋 PLTP – 20,5 MW (43%)

PLTP menjadi penyumbang terbesar dalam kapasitas EBT di NTT, menjadikannya fokus utama dalam pengembangan energi terbarukan ke depan. (NS)