Jakarta, TERBITINDO.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan kebijakan baru yang menghentikan pendanaan bagi sejumlah lembaga media milik pemerintah. Langkah ini berdampak besar, terutama bagi Badan Media Global AS yang membawahi Voice of America (VOA) dan sejumlah media penyiaran internasional lainnya.
Gelombang PHK di Lembaga Penyiaran AS
Keputusan tersebut memaksa VOA, Radio Free Europe, Radio Free Asia, dan Office for Cuba Broadcasting untuk merumahkan lebih dari 1.000 karyawan penuh waktu. Office for Cuba Broadcasting, yang menyiarkan berita ke Kuba melalui TV dan Radio Marti, juga terkena dampaknya.
Selain itu, Trump mengakhiri kontrak dengan lembaga penyiaran swasta yang didanai pemerintah, termasuk Radio Free Europe/Radio Liberty, Radio Free Asia, dan Middle East Broadcasting Networks. Keputusan ini menandai penghentian besar-besaran terhadap pendanaan media luar negeri AS.
Keputusan Kontroversial, Bukan dari Kepala Eksekutif USAGM
Menurut laporan NPR, kebijakan ini diteken oleh penasihat senior Trump, Kari Lake, bukan oleh kepala eksekutif sementara Badan Media Global AS (USAGM), seperti yang seharusnya dilakukan. Langkah ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai transparansi keputusan tersebut.
Suara Keprihatinan dari VOA
Direktur VOA, Michael Abramowitz, mengungkapkan kesedihannya atas keputusan ini. “Untuk pertama kalinya dalam 83 tahun, Voice of America dibungkam,” tulisnya di akun Facebook pribadinya, dikutip NPR, Minggu (16/3/2025).
Abramowitz, yang turut menjadi salah satu dari 1.300 pegawai yang di-PHK, mengakui bahwa VOA membutuhkan reformasi. Namun, ia menilai keputusan ini justru menghambat misi lembaga tersebut dalam menyebarkan berita dan budaya Amerika ke dunia.
‘Sabtu Berdarah’ bagi Kebebasan Pers
Mantan Kepala Keuangan USAGM, Grant Turnet, menyebut kebijakan ini sebagai “Sabtu Berdarah” bagi kebebasan pers. Ia mengkhawatirkan dampaknya terhadap penyebaran berita dan nilai-nilai Amerika.
“Butuh puluhan tahun untuk membangun kepercayaan dan menjangkau ratusan juta audiens setiap minggu. Melihat semuanya dihancurkan begitu saja sungguh mengerikan,” ujar Turnet.
Loyalis Trump Sebut USAGM Sebagai Beban
Sementara itu, Kari Lake, mantan pembawa berita yang kini menjadi penasihat senior USAGM, menyatakan bahwa lembaga tersebut adalah “beban bagi pembayar pajak Amerika” dan tidak pantas diselamatkan. Ia menegaskan akan memangkas operasional USAGM sejauh yang diizinkan hukum.
Langkah ini menambah daftar panjang kebijakan kontroversial Trump, yang kerap berbenturan dengan prinsip kebebasan pers dan diplomasi publik AS. (Enjo)