Jakarta, TERBITINDO.COM – Merantau ke luar negeri demi pengalaman dan peluang kerja memang sah-sah saja.
Namun, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengingatkan agar keputusan ini diambil dengan pertimbangan matang, bukan karena terhasut opini atau emosi sesaat.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, PSI menekankan pentingnya kesiapan dan strategi sebelum meninggalkan tanah air.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menegaskan bahwa merantau ke luar negeri untuk mencari peluang kerja adalah keputusan yang wajar.
Namun, partai ini mengingatkan agar langkah tersebut tidak diambil secara impulsif atau karena terpengaruh propaganda, seperti yang terlihat dalam tagar #KaburAjaDulu.
“Pergi ke luar negeri untuk bekerja, menambah pengalaman, dan memperluas wawasan tentu merupakan hal positif. Tapi, pastikan keputusan itu diambil dengan perhitungan matang, bukan sekadar reaksi atas kondisi dalam negeri atau karena hasutan pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar Wakil Ketua Umum DPP PSI, Andy Budiman, dalam keterangannya pada Selasa (25/2/2025).
Kondisi Ekonomi Global dan Indonesia
Andy menyoroti prediksi perlambatan ekonomi global, di mana beberapa lembaga internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia hanya sekitar 3% hingga 2026. Bahkan, negara maju seperti Jepang diprediksi hanya tumbuh kurang dari 1% pada 2024.
“Sementara itu, Indonesia diperkirakan tetap tumbuh stabil sekitar 5% pada 2024. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara, semakin besar pula kapasitasnya dalam menyerap tenaga kerja,” jelas Andy.
Andy juga menyinggung langkah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam membuka peluang kerja melalui pembentukan Danantara Indonesia, sebuah inisiatif yang bertujuan menarik investasi untuk proyek-proyek strategis yang belum terealisasi, seperti di sektor infrastruktur dan energi terbarukan.
“Dengan adanya Danantara, akan tercipta lebih banyak lapangan kerja baru, yang seharusnya menjadi pertimbangan bagi masyarakat sebelum memutuskan bekerja di luar negeri,” tambahnya.
Peringatan soal Kebijakan Negara Tujuan
Selain itu, Andy mengingatkan agar WNI mempertimbangkan kebijakan di negara tujuan, terutama yang kurang ramah terhadap pendatang.
Ia mencontohkan kebijakan imigrasi yang ketat, seperti yang pernah diberlakukan Presiden Donald Trump di Amerika Serikat.
“Intinya, pastikan semuanya dipersiapkan dengan baik. Jika hanya mengikuti tren atau terpengaruh emosi sesaat, lebih baik pikirkan ulang sebelum memutuskan untuk merantau,” tutupnya. (Abet)