Jakarta, TERBITINDO.COM – Paus Fransiskus secara mengejutkan menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi, mantan pemimpin Myanmar yang kini mendekam di balik jeruji besi. Seruan ini disampaikan dalam sebuah pertemuan tertutup dengan para Yesuit di Jakarta. Apa alasan di balik sikap tegas Pemimpin Vatikan ini?
“Saya meminta pembebasan Aung San Suu Kyi dan menerima putranya di Roma. Saya menawarkan Vatikan sebagai tempat perlindungan baginya,” ujar Paus Fransiskus, seperti dilansir Vatican News.
Pernyataan ini terungkap dalam laporan harian Italia Corriere della Sera, yang mengutip tulisan Pastor Antonio Spadaro, seorang imam Yesuit yang hadir dalam pertemuan tersebut. Dengan izin Paus Fransiskus, Spadaro mengungkapkan isi pembicaraan itu kepada publik.
Aung San Suu Kyi: Dari Pemimpin ke Tahanan Politik
Sejak kudeta militer pada 2021, Aung San Suu Kyi telah dijatuhi hukuman penjara 27 tahun atas berbagai dakwaan, termasuk pengkhianatan dan korupsi. Banyak pihak menilai tuduhan tersebut bermotif politik, bertujuan untuk membungkam ikon demokrasi Myanmar itu.
Sementara itu, kondisi di Myanmar kian memanas. Laporan PBB pekan lalu mengungkapkan bahwa junta militer semakin brutal, meningkatkan aksi penangkapan dan pembunuhan untuk meredam perlawanan.
Mengapa Paus Fransiskus Angkat Suara?
Di tengah konflik yang tak kunjung mereda, Paus Fransiskus menegaskan bahwa dunia tidak boleh tinggal diam melihat penderitaan rakyat Myanmar.
“Masa depan Myanmar haruslah perdamaian yang didasarkan pada penghormatan terhadap martabat dan hak asasi manusia, serta sistem demokratis yang memungkinkan semua orang berkontribusi demi kebaikan bersama,” tegasnya.
Seruan ini mendapat tanggapan dari Kim Aris, putra Aung San Suu Kyi. “Saya yakin ibu akan berterima kasih kepada Paus Fransiskus atas desakan ini,” katanya kepada AFP. Namun, ia pesimis junta militer akan menggubris permintaan tersebut.
“Mereka masih takut pada pengaruh ibu saya, bahkan ketika ia berada di dalam penjara,” imbuhnya. (Abet)