Dana Zakat untuk Makan Bergizi Gratis? Gus Yahya Ingatkan Perlu Kajian Mendalam

by -5 Views
Program Makan Siang Bergizi

Jakarta, TERBITINDO.COM – Pembahasan soal pemanfaatan dana zakat untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mencuri perhatian.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Sultan Najamuddin, mengusulkan agar zakat digunakan untuk membiayai program ini.

Namun, Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, memberikan respons hati-hati. Menurutnya, hal ini perlu kajian mendalam agar tidak melanggar ketentuan yang ada dalam agama.

Gus Yahya menyampaikan bahwa dalam Islam, penerima zakat sudah diatur dengan jelas.

“Zakat harus dikaji lagi yang menerima siapa dulu? Kalau dikhususkan untuk anak-anak miskin itu bisa, kalau umum dan untuk semua orang, zakat ini harus lebih hati-hati,” ujarnya, Rabu (15/1/2025).

Penerima zakat, menurutnya, haruslah kelompok yang benar-benar memenuhi kriteria asnaf yang berhak menerima zakat.

Lebih lanjut, Gus Yahya menegaskan pentingnya memerinci siapa saja yang berhak menerima zakat.

“Program MBG dengan dana zakat ini perlu lebih dipikirkan. Jika ingin memperluas penerima manfaat, bisa jadi ada alternatif lain yang lebih tepat,” tambahnya.

Ia juga melihat adanya sumber dana lain, seperti infak dan shodaqoh, yang lebih fleksibel aturan penggunaannya dibandingkan zakat.

Sebagai alternatif, Gus Yahya telah mendorong Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shodaqoh (LAZISNU) untuk merancang program serupa yang lebih sesuai dengan ketentuan agama.

“Kami sudah meminta LAZISNU untuk merancang program-program peningkatan gizi, khususnya untuk siswa. Ini sedang dikerjakan dan akan segera diaplikasikan,” ujarnya.

Selain itu, Gus Yahya menjelaskan bahwa program peningkatan gizi untuk siswa kini sudah berjalan di beberapa daerah yang menjadi area kerja produktif LAZISNU.

Beberapa jenis tambahan gizi, seperti susu, telur, dan kacang hijau, sedang dipersiapkan untuk diberikan kepada siswa-siswa yang membutuhkan. “Ini sangat memungkinkan dilakukan,” tegasnya.

Pondok pesantren menjadi salah satu tempat percontohan untuk program ini. Harapannya, kedepan, program ini tidak hanya melibatkan LAZISNU, tetapi juga UMKM yang ada di lingkungan NU, yang dapat berperan dalam pengadaan bahan makanan serta distribusinya kepada siswa dan santri.

Melihat pro dan kontra yang berkembang, Gus Yahya menekankan bahwa apapun bentuk program yang dilaksanakan, harus sejalan dengan prinsip-prinsip syariah yang ada. “Hati-hati dalam menggunakan zakat.

Tapi kami tetap berkomitmen untuk mendukung program gizi yang bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya. (Abet)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.