Jakarta, TERBITINDO.COM – Hidup di era modern memberikan banyak kemudahan, tetapi juga membawa tekanan yang sulit dihindari.
Dari tuntutan pekerjaan hingga gaya hidup yang serba cepat, kesehatan mental kini menjadi isu yang tak bisa lagi diabaikan.
Kesehatan mental masyarakat Indonesia sedang dalam sorotan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa lebih dari 12 juta orang mengalami gangguan mental ringan hingga berat pada 2023.
Faktor penyebabnya beragam, mulai dari tekanan pekerjaan, masalah keluarga, hingga isolasi sosial.
Menurut Psikolog Industri, Dr. Firman Hidayat, gaya hidup serba cepat sering kali membuat individu lupa memberi waktu untuk diri sendiri.
“Kita terlalu sibuk mengejar target hingga lupa menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi,” ujarnya.
Hal ini membuat banyak orang mengalami burnout, gangguan kecemasan, bahkan depresi.
Di dunia kerja, fenomena “quiet quitting” atau berhenti bekerja secara emosional menjadi bukti nyata dampak buruk tekanan hidup modern.
Banyak pekerja merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton dan tidak memberi arti. Sementara itu, pekerja informal menghadapi tekanan finansial yang memengaruhi kesehatan mental mereka.
Pemerintah dan swasta mulai melihat pentingnya investasi dalam kesehatan mental. Perusahaan besar seperti Tokopedia dan Gojek telah menerapkan program kesejahteraan mental untuk karyawan mereka.
Selain itu, pemerintah meluncurkan kampanye “Indonesia Bebas Stigma” untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Namun, upaya ini tidak akan cukup tanpa dukungan individu. Meluangkan waktu untuk berbicara dengan teman, meditasi, dan membatasi waktu di media sosial bisa menjadi langkah awal.
Kesehatan mental bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita semua. Sudahkah Anda memprioritaskan kesehatan mental Anda hari ini? (Tere)