Korsel, TERBITINDO.COM – Kecelakaan pesawat Jeju Air menjadi perhatian publik setelah video detik-detik pesawat menabrak pembatas hingga meledak di landasan pacu viral di media sosial.
Insiden yang terjadi pada Rabu malam, 1 Januari 2025, di Bandara Internasional Jeju ini memicu diskusi luas tentang keselamatan penerbangan dan prosedur evakuasi yang dijalankan.
Menurut laporan otoritas penerbangan, kecelakaan pesawat Jeju Air terjadi saat pesawat berjenis Boeing 737-800 tersebut mengalami masalah teknis ketika hendak mendarat.
Kapten Lee Joon, pilot pesawat Jeju Air, dilaporkan telah mencoba mengalihkan jalur pendaratan ke arah yang lebih aman.
Namun, pesawat tetap tergelincir dan menabrak pembatas di ujung landasan.
Rekaman video yang menunjukkan detik-detik kecelakaan pesawat Jeju Air langsung viral di berbagai platform media sosial.
Dalam video tersebut, terlihat pesawat menghantam pembatas dengan kecepatan tinggi, diikuti oleh ledakan besar yang menciptakan kobaran api. Netizen dengan cepat menyoroti prosedur keselamatan yang diterapkan oleh pihak maskapai dalam insiden ini.
Kepala Administrasi Penerbangan Korea Selatan, Kim Tae-hoon, dalam konferensi pers menyampaikan bahwa kecelakaan pesawat Jeju Air ini diduga akibat kerusakan mesin.
Kami telah mengirim tim investigasi untuk mencari tahu penyebab utama kecelakaan pesawat Jeju Air. Saat ini, kami memprioritaskan keselamatan penumpang dan proses evakuasi,” ujar Kim.
Sebanyak 183 penumpang dan kru berada di dalam pesawat Jeju Air saat kecelakaan terjadi.
Berkat respons cepat dari tim penyelamat, mayoritas penumpang berhasil dievakuasi dari pesawat Jeju Air.
Namun, beberapa orang dilaporkan mengalami luka bakar serius dan tengah dirawat intensif di Rumah Sakit Universitas Jeju.
Salah satu penumpang yang selamat, Kang Min-jung, menceritakan pengalaman mengerikannya saat kecelakaan pesawat Jeju Air terjadi.
“Saya mendengar suara keras sebelum pesawat menabrak pembatas. Ada asap tebal, dan saya hanya fokus mengikuti instruksi evakuasi,” ujar Kang kepada wartawan.
Diskusi di media sosial terkait kecelakaan pesawat Jeju Air semakin ramai, terutama soal protokol keselamatan penerbangan.
Banyak netizen mempertanyakan apakah maskapai telah mematuhi standar keselamatan internasional.
“Kecelakaan pesawat Jeju Air ini seharusnya menjadi alarm bagi otoritas untuk memperketat inspeksi teknis,” tulis seorang pengguna Twitter.
Kecelakaan pesawat Jeju Air juga menyoroti pentingnya pelatihan evakuasi darurat bagi penumpang.
“Kami harus memastikan setiap penumpang memiliki pemahaman yang cukup tentang prosedur evakuasi darurat. Dalam kecelakaan pesawat Jeju Air ini, respons cepat penumpang dan kru menyelamatkan banyak nyawa,” ungkap Profesor Han Soo-jin, ahli keselamatan penerbangan dari Universitas Nasional Seoul.
Pihak Jeju Air dalam pernyataan resminya menyatakan kesedihan mendalam atas kecelakaan tersebut.
“Kami akan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang untuk menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat Jeju Air. Prioritas utama kami adalah mendukung keluarga korban dan memastikan insiden serupa tidak terjadi lagi,” kata juru bicara Jeju Air, Park Hyun-woo.
Hingga kini, proses investigasi kecelakaan pesawat Jeju Air masih berlangsung. Tim investigasi tengah memeriksa rekaman kotak hitam dan kondisi teknis pesawat sebelum kecelakaan.
Tragedi ini menambah daftar panjang insiden penerbangan di Korea Selatan, sekaligus menjadi pengingat pentingnya keselamatan dalam dunia aviasi.
Kecelakaan pesawat Jeju Air tidak hanya mengguncang keluarga korban tetapi juga memicu perhatian global terhadap perlunya peningkatan regulasi penerbangan. (Enjo)