Jakarta, TERBITINDO.COM –Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis selama periode 1.000 hari pertama kehidupan.
Gejalanya meliputi tubuh pendek, berat badan rendah, dan lingkar kepala kecil, yang menjadi indikator awal adanya masalah.
Dalam siaran RRI Pro1 Sibolga Sore, Selasa (26/11/2024), dijelaskan bahwa stunting memengaruhi perkembangan kognitif, motorik, dan imunitas anak.
Jika tidak diatasi sebelum usia 2 tahun, efeknya menjadi permanen, termasuk keterlambatan belajar dan gangguan perilaku.
Khairunnisa, ahli gizi dari Dinas Kesehatan Kota Sibolga, menegaskan bahwa stunting dapat dicegah dengan langkah sederhana seperti menerapkan pola hidup sehat, pemberian gizi seimbang, dan stimulasi tepat.
Menurut WHO, anak dikategorikan stunting jika Z-score tinggi badannya berada di bawah -2SD hingga -3SD.
Penanganan dini melibatkan pemantauan rutin tinggi dan berat badan. Selain itu, pola makan bergizi, imunisasi lengkap, serta kebersihan lingkungan menjadi faktor penting dalam pencegahan stunting.
Anak stunting cenderung lebih rentan terhadap infeksi karena sistem imun yang lemah. Ciri fisik lainnya termasuk kulit kering, rambut rapuh, dan kuku yang mudah patah.
Mereka juga sering terlihat lebih kecil dibandingkan anak seusianya dan mengalami gangguan kognitif, seperti kesulitan konsentrasi dan keterlambatan bicara.
WHO dan Kementerian Kesehatan RI menyarankan pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin, terutama setiap bulan pada usia di bawah 1 tahun.
Orang tua disarankan memberikan makanan kaya protein, zat besi, dan vitamin C sebelum anak berusia 2 tahun untuk memaksimalkan pertumbuhan dan mencegah dampak permanen stunting. (Apik kk.)