Jakarta, TERBITINDO.COM– Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) tengah menyiapkan program Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) gelombang IX, yang ditargetkan mencetak doktor muda pada tahun 2025.
Direktur Sumber Daya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendiktisaintek, Lukman, dalam pernyataannya di Jakarta pada Rabu, menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari Manajemen Talenta Nasional (MTN).
Beasiswa ini dirancang khusus bagi lulusan sarjana unggul untuk meraih gelar doktor melalui jalur percepatan yang memungkinkan penyelesaian studi magister (S2) dan doktor (S3) dalam waktu hanya empat tahun.
“Program pendidikan doktor yang banyak tersedia di perguruan tinggi menjadi fondasi utama untuk mendorong kampus menuju status kelas dunia. Hal ini penting sebagai lokomotif dalam memacu inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan di perguruan tinggi,” ujar Lukman.
Lukman menjelaskan bahwa jumlah dosen dengan gelar S3 atau doktor saat ini mencapai 76.801 orang, yang hanya mencakup sekitar seperempat dari total dosen.
Sisanya masih berada pada tingkat pendidikan S2. Oleh sebab itu, beasiswa PMDSU diharapkan dapat mempercepat peningkatan jumlah doktor di Indonesia.
Lukman juga mengundang perguruan tinggi di dalam negeri, serta institusi perguruan tinggi asing yang beroperasi di Indonesia, untuk turut mendukung pelaksanaan program beasiswa PMDSU ini.
Kehadiran perguruan tinggi luar negeri diharapkan dapat menjadi mitra dalam memperkuat kolaborasi internasional dengan perguruan tinggi dalam negeri.
Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), M. Faiz Syuaib, menambahkan bahwa pada tahun ini terdapat peningkatan penerima pendanaan penelitian dalam skema PMDSU, mencapai total 447 mahasiswa.
Ia menjelaskan bahwa informasi panduan terkait penelitian dan pengabdian kepada masyarakat kini dapat diakses melalui platform BIMA (Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat), yang mempermudah persiapan untuk gelombang selanjutnya.
Faiz juga menyebut adanya skema penelitian baru pada tahun ini, termasuk penelitian afirmasi untuk dosen pemula di daerah prioritas, penelitian kerja sama dalam negeri, serta kolaborasi penelitian strategis yang bertujuan memperkuat hubungan dan manfaat antar-kampus. (Fransikus J.)