Jakarta,TERBITINDO – Makanan bergizi bukan hanya untuk menghilangkan rasa lapar, tetapi juga menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan fisik dan mental generasi muda.
Pemerintah menilai makan siang bergizi sebagai langkah konkret dalam memastikan generasi penerus, terutama anak-anak dan remaja, tumbuh sehat dan berdaya saing tinggi.
Kebijakan ini sangat penting agar Indonesia siap menghadapi tantangan global di masa depan.
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Dzulfikar Ahmadi Tawalla, menekankan bahwa pemenuhan nutrisi bagi anak muda adalah prioritas.
Menurutnya, semakin kompleksnya tantangan global mengharuskan setiap negara mempersiapkan generasi muda dengan asupan gizi yang memadai agar mampu berperan aktif dan berkontribusi dalam masyarakat.
“Pemerintah telah berada di jalur yang benar melalui berbagai program yang mendorong keterlibatan pemuda, termasuk pemenuhan gizi yang baik dan pendidikan yang inklusif,” kata Dzulfikar dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9)yang bertajuk bertema “Kaum Muda Menyongsong Indonesia Emas,” Senin (28/10).
Dzulfikar mengungkapkan bahwa Generasi Z, sebagai generasi digital native, sering menghadapi tantangan kesehatan mental.
Berdasarkan survei, satu dari tiga remaja mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa pemenuhan gizi yang seimbang berperan penting dalam membangun daya tahan mental dan emosional mereka.
Lingkungan yang bersih dan makanan sehat terbukti meningkatkan suasana hati, energi, serta konsentrasi, faktor penting bagi prestasi akademik dan perkembangan pribadi.
“Gizi yang baik tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik tetapi juga mendukung keseimbangan mental dan kemampuan sosial mereka,” ujar Dzulfikar.
Ia menekankan bahwa pemenuhan nutrisi seimbang dapat mencegah depresi dan kecemasan, masalah umum yang sering dihadapi anak muda saat ini.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa program pemenuhan gizi seperti , Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) telah membantu menekan angka malnutrisi di kalangan pelajar.
Dzulfikar juga menyebut bahwa Indonesia membutuhkan generasi muda dengan kompetensi, kreativitas, dan inovasi tinggi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Pendidikan yang berkualitas dan akses gizi yang baik harus dipastikan agar mereka dapat berkembang optimal.
Generasi muda saat ini, terutama Gen Z, dikenal memiliki karakter yang dinamis, reaktif, dan berpikiran terbuka, kualitas yang sangat dibutuhkan dalam mengembangkan negara.
“Penting bagi pemerintah untuk menyediakan ruang bagi mereka berpartisipasi aktif, baik dalam pemerintahan maupun program sosial masyarakat,” tegas Dzulfikar.
Pelibatan pemuda dalam berbagai sektor akan menjadi modal penting dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Sebagai bagian dari komitmen pemerintah, kebijakan yang mendorong keterlibatan anak muda dalam proses pengambilan keputusan terus diperkuat.
Hal ini sejalan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menekankan pentingnya pendidikan dan partisipasi pemuda dalam pembangunan.
Kebijakan ini memastikan bahwa suara anak muda didengar dalam isu-isu krusial seperti pendidikan dan kesehatan.
“Ada peluang besar bagi pemuda, termasuk Gen Z, untuk terlibat aktif dalam pemerintahan dan masyarakat,” tambah Dzulfikar.
Ia menekankan bahwa partisipasi ini penting agar kebijakan yang diambil sesuai dengan kebutuhan generasi muda, sekaligus mendorong mereka untuk berkontribusi pada pembangunan nasional.***