Sanator Muda NTT, Stevi Harman Menjadi Anggota Panmus dan Bagian Dari Komite III DPD RI

by -890 Views
Anggota DPD RI dr. Stevi Harman (tengah)

JAKARTA, TERBITINDO.COM– Suasana di Gedung Nusantara III tampak ramai. Sejumlah senantor yang tergabung dalam Panitia Musyawarah (Panmus) akan menggelar rapat pleno di ruang rapat Pimpinan DPD RI Gedung Nusantara III, Lantai 8, pada Rabu, 9 Oktober 2024.

Tergabung dalam anggota Panmus, terlihat dr. Stevi Harman menuruni grab mobil berwarna hitam untuk mengikuti Rapat pleno yang akan dimulai pukul 15.00 WIB dengan dua agenda utama: pembentukan tim kerja Panmus dan penetapan jadwal masa sidang 1 tahun sidang 2024-2025.

Tugas Panmus DPR RI adalah menyusun agenda musyawarah yang mencakup isu-isu strategis-relevan dengan kepentingan daerah.

Panmus juga menjadi penghubung antara anggota DPD dengan komite dan fraksi dengan tujuan agar isu-isu di daerah bisa tersinkron dan terintegrasi sesuai agenda yang lebih luas di DPD RI.

Setelah rapat, dr. Stevi menjelaskan bahwa mereka telah membahas banyak hal, dengan fokus pada komitmen untuk menyelaraskan isu-isu prioritas yang menjadi kebutuhan daerah.

Senator yanketurunan Manggarai-Maumere itu juga berperan dalam Komite III DPD RI, yang menangani berbagai isu strategis, termasuk pendidikan, kesehatan, dan ketenagakerjaan.

Kesehatan, Pendidikan, dan Tenaga Kerja merupakan problem klasik di NTT yang belum terselesaikan dengan baik hingga saat ini.

Pendidikan, misalnya. berdasar catatan Ombudsman RI Perwakilan NTT, masih banyak anak NTT belum merasakan pendidikan yang layak.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, misalnya tingkat ekonomi masyarakat masih rendah, akses lokasi yang sulit dijangkau, kurangnya tenaga pengajar dan fasilitas pendidikan yang tidak merata.

Dalam konteks kesehatan, NTT menjadi salah satu daerah dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia. Problem ini masih menjadi permasalahan serius yang mengancam banyak anak NTT.

Mengacu pada Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting di NTT mencapai angka 37,8 persen.

Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) menjadi daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi, yaitu mencapai 48,3 persen.

Artinya, hampir satu dari dua balita di wilayah ini mengalami stunting. Hingga tahun 2022, masalah stunting pada anak-anak di NTT belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Angka kematian bayi di NTT telah mencapai 426 jiwa dengan prevalensi stunting yang masih tinggi yakni 22% pada Februari 2022.

Selain itu, masalah ketenagakerjaan juga menjadi tantangan serius yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Tingkat pengangguran di NTT masih tinggi, yang sebagian besar dipicu oleh minimnya lapangan kerja dan keterampilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.

Banyak tenaga kerja, terutama kaum muda, mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak.

Sementara sektor pertanian yang menjadi andalan seringkali tidak cukup mampu menyerap tenaga kerja secara optimal.

Hal ini akhirnya berkontribusi pada kemiskinan dan ketidakstabilan ekonomi di masyarakat.

Tiga persoalan mendasar: pendidikan, kesehatan, tenaga kerja ini menjadi fokus perhatian Senator Muda NTT, dr. Stevi Harman. (cf)