Jakarta,TERBITINDO.COM-Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menegaskan pentingnya data penduduk berdasarkan kelompok umur untuk memastikan keberhasilan program makan bergizi gratis yang lebih tepat sasaran.
Langkah ini dianggap sebagai upaya untuk membuat program lebih efisien dan efektif dalam menjangkau kelompok usia yang membutuhkan.
“Melalui laporan kependudukan, kita bisa memperoleh data penduduk berdasarkan kelompok umur. BKKBN juga memiliki pendataan keluarga (PK). Jika digabungkan, kita dapat mengetahui jumlah anak usia 0-2 tahun, 3-5 tahun, hingga jenjang SD dan SMA.
Informasi ini sangat membantu Badan Gizi Nasional dalam menjalankan program makan bergizi gratis,” ungkap Deputi Bidang Kependudukan BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, di Jakarta, Senin.
Menurut Bonivasius, data yang akurat menjadi pondasi utama bagi semua program pemerintah agar dapat berjalan dengan baik. Ia menegaskan bahwa tanpa data yang tepat, program apapun sulit diukur efektivitasnya.
“Tanpa data, kita tidak akan tahu apakah program yang dijalankan sudah tepat sasaran dan efisien. Laporan kependudukan ini tak hanya bermanfaat bagi BKKBN, tetapi juga bagi kementerian dan lembaga lain, termasuk pemerintah daerah dalam menjalankan program-program mereka,” tambahnya.
Dalam kesempatan terpisah, Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Utama BKKBN, Dwi Listyawardani, mengapresiasi program makan bergizi gratis yang diinisiasi oleh Badan Gizi Nasional. Ia menilai, program tersebut memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
“Program makanan bergizi ini ditujukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya bagi anak didik, ibu hamil, menyusui, dan balita. Semua ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan serta daya belajar anak-anak kita,” ujar Dwi.
Ia juga menekankan bahwa Badan Gizi Nasional perlu membuat strategi yang fokus pada keluarga, terutama untuk mencegah kelahiran bayi stunting yang masih menjadi persoalan serius di Indonesia.
Sementara itu, Nevy Dwi Soesanto, Sekretaris Tim V Pelaksana Uji Coba Makan Bergizi Gratis Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), melaporkan bahwa uji coba program ini telah dilaksanakan di 316 sekolah yang tersebar di enam kota dan satu kabupaten. Total siswa yang terlibat dalam uji coba ini mencapai 134.959 siswa.
“Di enam kota yang menjadi lokasi uji coba, seperti Surakarta, Salatiga, dan Kabupaten Kudus, program ini telah menyasar empat sekolah dengan jumlah total 2.599 pelajar,” jelas Nevy saat menghadiri acara mitigasi dan uji coba program MBG di Kudus, Rabu (2/10).
Dengan pelaksanaan uji coba ini, diharapkan program makan bergizi gratis dapat segera diimplementasikan secara lebih luas di seluruh Indonesia, guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan generasi penerus bangsa. (ef)