Pesan Paus Fransiskus dari Vatikan Dalam Rangka Hari Orang Muda Sedunia Ke-39

by -572 Views
Paus Fransiskus

Jakarta,TERBITINDO.COM-Paus Fransiskus menyampaikan pesan khusus untuk memperingati Hari Orang Muda Sedunia ke-39 pada 24 November 2024 mendatang dengan tema “Mereka yang Berharap kepada Tuhan, Berjalan Tanpa Lelah” (Yesaya 40:31).

Dalam pesan yang diterbitkan pada 29 Agustus 2024, Paus mengajak seluruh kaum muda di dunia untuk terus berpegang teguh pada harapan meskipun menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Pesan ini juga sebagai persiapan menuju Yubileum Agung yang akan berlangsung pada 2025.

Konteks Kitab Yesaya dan Makna Pengharapan

Paus Fransiskus membuka pesannya dengan mengutip Kitab Yesaya, khususnya bagian yang dikenal sebagai Kitab Penghiburan (Yesaya 40–55), yang menggambarkan kembalinya bangsa Israel dari pembuangan di Babel.

Dalam konteks ini, Paus menggunakan kutipan “Mereka yang berharap kepada Tuhan, berjalan tanpa lelah” untuk mengajak kaum muda melihat hidup sebagai peziarahan penuh tantangan namun sarat dengan harapan.

Paus menyoroti ketidakpastian global seperti perang, ketidakadilan sosial, eksploitasi, dan ancaman terhadap lingkungan.

Tantangan-tantangan ini sering kali membuat kaum muda merasa putus asa. Namun, Paus menegaskan bahwa Tuhan selalu membuka jalan dan mengundang kaum muda untuk terus berjalan dengan sukacita dan harapan.

Peziarahan Hidup dan Tantangan Kelelahan

Dalam pesannya, Paus mengibaratkan hidup sebagai peziarahan menuju Allah dan keselamatan. Meskipun perjalanan ini dipenuhi keberhasilan, Paus mengingatkan bahwa keberhasilan duniawi tidak akan pernah sepenuhnya memuaskan manusia.

Tuhan menciptakan manusia dengan kerinduan akan kebahagiaan sejati, yang hanya dapat ditemukan dalam-Nya.

Namun, dalam perjalanan ini, tidak jarang manusia merasa lelah, terutama karena tekanan sosial dan harapan yang tinggi.

Banyak orang merasa hampa meski dipenuhi aktivitas. Paus mengingatkan bahwa solusi untuk mengatasi kelelahan ini adalah terus berjalan sebagai peziarah dengan penuh harapan.

Tantangan dalam Perjalanan Iman

Paus Fransiskus juga menekankan bahwa perjalanan iman penuh dengan tantangan fisik maupun spiritual.

Seperti bangsa Israel yang menghadapi padang gurun sebelum mencapai Tanah Terjanji, kaum muda modern juga menghadapi krisis dalam hidup mereka.

Dalam perjalanan iman, ada saat-saat Tuhan terasa dekat, namun juga ada saat-saat penuh keraguan.

Paus mendorong kaum muda untuk merenungkan harapan yang menjadi dasar hidup mereka. Apakah harapan itu benar atau hanya ilusi?

Di tengah krisis, Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya. Paus mengingatkan bahwa kekuatan selalu tersedia melalui Ekaristi, yang disebutnya sebagai “jalan tol menuju surga,” seraya mengutip Beato Carlo Acutis yang menjadikan Ekaristi pusat hidupnya.

Istirahat dalam Tuhan dan Menjadi Peziarah Harapan

Paus Fransiskus menekankan pentingnya istirahat, baik secara fisik maupun spiritual. Ia mengingatkan bahwa Yesus sendiri mengajarkan pentingnya beristirahat.

Namun, istirahat sejati, menurut Paus, hanya dapat ditemukan dalam Tuhan. Ia mengutip Matius 11:28: “Datanglah kepada-Ku kalian semua yang letih lesu; Aku akan memberikan kelegaan.”

Paus juga mengajak kaum muda untuk menjadi “peziarah,” bukan “turis.” Seorang peziarah terlibat penuh dalam perjalanan hidup, memahami makna di balik setiap tempat yang dikunjungi.

Peziarahan adalah perjalanan batin yang mendalam menuju persatuan dengan Tuhan.

Persiapan Menuju Yubileum Agung 2025

Paus berharap kaum muda berpartisipasi dalam perayaan Yubileum Agung tahun 2025, baik dengan berziarah ke Roma maupun merayakannya di gereja-gereja lokal.

Paus mengundang semua orang untuk menjalani peziarahan Yubileum dengan tiga sikap: rasa syukur, pencarian akan Tuhan, dan pertobatan.

Yubileum menjadi kesempatan bagi semua orang untuk bertemu Tuhan dan memperbarui iman mereka.

Menjadi Misionaris Harapan dan Sukacita

Di akhir pesannya, Paus mengajak kaum muda menjadi “misionaris harapan dan sukacita.” Dengan berziarah dalam iman, kaum muda diajak untuk mendukung teman-teman mereka yang membutuhkan.

Paus meyakini bahwa tindakan sederhana seperti senyuman atau mendengarkan dapat menanamkan benih harapan bagi orang lain.

Paus menutup pesannya dengan mengingatkan bahwa semua orang berjalan dalam jejak para kudus yang mendahului mereka.

Dengan meneladani para kudus, Paus berharap kaum muda dapat terus berpegang pada iman dan tidak menyerah.

Paus juga mempercayakan perjalanan setiap orang kepada Perawan Maria, agar semua tetap menjadi peziarah harapan dan cinta di dunia ini. (ef)