Jakarta, TERBITINDO.COM -Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara resmi menyatakan dukungannya terhadap langkah inovatif pemerintah dalam upaya meningkatkan gizi nasional. Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah penggunaan susu ikan sebagai sumber protein dalam program makan bergizi gratis.
Ketua Umum PB IDI, dr. Adib Khumaidi, mengapresiasi kebijakan ini yang dirancang oleh pemerintah di bawah kepemimpinan presiden terpilih. Langkah ini dianggap sebagai upaya serius untuk mengatasi masalah gizi, termasuk menurunkan angka stunting yang masih menjadi perhatian besar.
“Kami dari IDI sangat menghargai langkah pemerintah, terutama presiden terpilih, dalam menangani isu gizi di Indonesia,” ujar dr. Adib, Jumat (13/9/2024).
Lebih lanjut, dr. Adib menjelaskan bahwa inisiatif ini melibatkan kolaborasi berbagai pihak di masyarakat. Pemerintah, kata dia, berfokus pada pendekatan preventif dan promotif untuk mengatasi permasalahan gizi anak di Indonesia, memastikan masyarakat mendapatkan asupan gizi yang cukup sejak dini.
Susu ikan, lanjutnya, merupakan inovasi yang menawarkan alternatif protein dengan kandungan mikronutrien yang tak kalah penting dibandingkan susu sapi. Hal ini diharapkan mampu menjadi solusi gizi yang lebih terjangkau dan sesuai dengan kondisi lokal.
“Indonesia adalah negara maritim dengan sumber daya ikan yang melimpah, jadi sudah sepatutnya kita manfaatkan kekayaan ini untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat,” jelasnya, menekankan pentingnya menyesuaikan kebijakan kesehatan dengan kearifan lokal.
Adib juga menyoroti bahwa kebijakan kesehatan harus mempertimbangkan kearifan lokal, demografi, dan budaya di Indonesia. Dengan cara ini, program-program seperti inovasi susu ikan dapat diterima dan diimplementasikan dengan lebih baik di berbagai daerah.
“Kami semua perlu mendukung langkah terobosan pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat. Ini adalah inisiatif yang sangat patut kita apresiasi,” tambahnya.
IDI juga menegaskan komitmennya untuk memberikan dukungan dari segi ilmiah dan akademis. Tujuannya, agar program peningkatan gizi ini dapat berjalan dengan efektif, berbasis pada bukti ilmiah yang kuat, dan memberikan dampak jangka panjang bagi kesehatan masyarakat. (tf)