Borong,TERBITINDO-COM-Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, SH., M.Hum resmi membuka kegiatan pelatihan Guru Utama Bahasa Manggarai.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 23-27 Mei 2023, bertempat di Aula Kevikepan Borong, Kabupaten Manggarai Timur.
Program ini merupakan program yang dijalankan oleh Kantor Pusat Bahasa Provinsi NTT dengan lokus kegiatan di Kabupaten Manggarai Timur serta mengakomodir 50 tenaga pendidik (SD dan SMP).
Selain itu, pelatihan ini merupakan
salah satu tahapan dalam kegiatan revitalisasi bahasa daerah di Provinsi NTT yang juga merupakan implementasi dari program Merdeka Belajar Episode 17, dimana salah satu sasarannya adalah
bahasa Manggarai.
Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, SH., M.Hum. dalam sambutannya menyampaikan pesan agar semua pihak dapat bersama-sama melestarikan bahasa daerah dan juga merasa bangga menggunakan bahasa daerah sehingga eksistensi bahasa daerah akan tetap terlestarikan dan menjadi warisan budaya Manggarai Timur sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia.
Kata Bupati agas, Indonesia memiliki jumlah bahasa terbanyak kedua di dunia (718 bahasa) setelah Papua Nugini, karenanya Negara mempunyai kewajiban untuk melindungi bahasa daerah dari kepunahan.
Tugas ini, ungkap Bupati Agas tertera dalam UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa menghormati dan memelihara bahasa daerah merupakan upaya menjaga kekayaan budaya nasional.
“Konteks Manggarai Timur setidaknya ada 10 bahasa daerah dengan lebih dari 20 dialek atau logat masing-masing. Ada bahasa Rongga, bahasa mbaen, bahasa pae, bahasa kepo, bahasa toe, bahasa riwu, bahasa rembong, bahasa rajong, bahasa congkar, dan bahasa manggarai. Kekayaan bahasa di Manggarai Timur dan keanekaragaman budaya lainnya seperti adat istiadat, tarian budaya, tempat-tempat peninggalan sejarah merupakan suatu potensi yang luar biasa yang sudah, akan dan terus dikembangkan ke depannya,” kata Bupati Agas.
Dikatakan Bupati Agas, Pembelajaran Bahasa Manggarai di Satuan Pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur ini merupakan salah satu usaha untuk menjawabi persoalan kepunahan ini. Pendekatan yang digunakan dalam usaha ini tidak terlepas dari program revitalisasi yang diusung kemendikbudristek, yaitu konsep perlindungan bahasa yang lebih ditekankan pada Tim Penyusunan bahasa daerah. Ada empat prinsip, yaitu dinamis, adaptif, regenerasi, dan merdeka berkreasi.
Bupati Agas Menjelaskan, Program ini diharapkan bisa menjadi pintu masuk bagi upaya pewarisan bahasa Manggarai di Satuan Pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur secara terstruktur melalui pembelajaran; di dalam jam pelajaran atau di luar jam pelajaran. Asumsi bahwa keterlupaan dan ketermundurannya bahasa Manggarai di kalangan generasi muda kita sebagai sesuatu yang wajar bukan merupakan sikap yang terpuji.
Menurut Menteri Nadiem, kepunahan bahasa berarti kehilangan identitas dan juga kebinekaan. Mendikbudristek kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat bahwa kelestarian bahasa menjadi tanggung jawab bersama.
“Kalau bahasa-bahasa daerah kita punah itu berarti kita kehilangan identitas, kehilangan kebinekaan itu. Kita hilang bukan hanya sejarah, kita hilang semua jenis kearifan lokal yang ada,” katanya.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Endang Aminudin Aziz mengatakan bahwa stigma penggunaan bahasa daerah dianggap tidak keren, menyebabkan masyarakat enggan memakainya dan membuat bahasa daerah terancam punah.
“Kepunahan bahasa salah satunya dipengaruhi dengan sikap bahasa para penutur asli. Ada yang mengira bahwa dengan berbahasa daerah maka itu artinya sama dengan menunjukkan diri sebagai orang kampungan, tidak keren, dan tertinggal. Sikap seperti inilah yang paling kuat menjadi penyebabnya. Akibatnya para orang tua, remaja, dan anak-anak tidak lagi menggunakan bahasa daerahnya sehingga akhirnya bahasa itu memasuki fase kritis dan akhirnya punah,” ucapnya.
Lanjut Bupati Agas, Program revitalisasi yang dibuat Kantor Bahasa menyasar pada komunitas tutur dalam pelaksanaan model pembelajaran dan kurikulum di setiap sekolah Setidaknya, tercatat sekitar 330 SD dan 142 SMP serta 10 bahasa daerah di Manggarai Timur yang menjadi target utama pelestarian bahasa dan sastra.
“Terima kasih yang sama kepada Dinas PPO Manggarai Timur yang telah gencar menggali dan merumuskan potensi lokal dan bahasa daerah ke dalam struktur kurikulum muatan lokal di Manggarai Timur,” ujar Bupati Agas.
“Saya berpesan agar manfaatkan kesempatan lima hari ini dengan sebaik-baiknya dan pulang membawa hasil ke tempat masing-masing dan sekolah masing-masing, Bapa Ibu bisa mengimplementasikannya di dalam keluarga, masyarakat sekitar dan tentunya lembaga pendidikan masing-masing,” pesan Bupati Agas.
“Mari kita bersama-sama turut melestarikan bahasa daerah dan juga bangga menggunakan bahasa daerah. Dengan begitu, eksistensi bahasa daerah akan tetap terlestarikan menjadi warisan budaya Manggarai Timur sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia” ajak Bupati Agas.
Hadir dalam kegiatan ini, Basilius Teto, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Marselinus Enggu, S.Pd., M.Pd, Kepala Bidang PTK.
Aristo Jeling