Jakarta, TERBITINDO.COM – Perhelatan Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2024 semakin dinamis. Salah satu capres yang terus menjadi perhatian publik adalah Anies Baswedan. Padahal, statusnya saat ini hanyalah rakyat biasa. Ia bukan lagi pejabat publik. Lalu, mengapa menjadi headline pemberitaan media massa?
Dinamika menjelang Pilpres semakin menghangat. Wacana dan isu-isu politik memenuhi ruang jagat maya. Berkembang mengikuti ritme para elite politik Tanah Air. Berbagai upaya dilakukan. Semua bermanuver meracik strategi untuk deal-deal politik.
Politik memang sangat menyenangkan. Karena politik itu suci. Menyucikan dunia dalam pelayanan kepada masyarakat. Karena itu, politik harus dilakukan dengan berbagai upaya tanpa memandang kawan atau lawan.
Selagi politik berdiri di atas panggung demokrasi, itu sah-saha saja. Karena rahim politik tidak sekedar mengejar kekuasaan. Tapi, yang paling penting bagiamana dimanifestasikan untuk kebaikan bersama.
Selain Anies Baswedan, ada dua nama capres potensial. Nama mereka terus mewarnai dinamika politik Tanah Air. Setidaknya merujuk hasil survei berbagai lembaga survei nasional dengan urutan elektabilitas tertinggi. Mereka adalah Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.
Terbaru hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 31 Maret-4 April 2023. Prabowo Subianto menjadi capres potensial yang paling banyak dipilih dengan persentase 30,3%. Kemudian, Ganjar Pranowo menempati posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 26,9%. Disusul Anies Baswedan sebesar 25,3%.
Hasil survei bukan menjadi satu-satunya instrumen yang bisa menentukan siapa pemenang. Tapi akan ditentukan usai perhitungan yang sah oleh KPU sebagai penyelenggara pemilu.
Dari tiga nama capres ini, Anies Baswedan menjadi capres yang paling disoroti. Sebab, dia bukan seperti kedua capres lain yang merupakan pejabat publik. Prabowo Subianto sedang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Sementara Ganjar Pranowo masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Lalu, Anies Baswedan sebagai apa? Saat ini, ia hanyalah rakyat biasa. Tapi, menjadi Calon Presiden. Tiga partai besar, NasDem, Demokrat dan PKS telah resmi mendukung. Sebagai katalisator demokrasi, tiga partai politik ini tentu sudah menghitung kenapa memilih dan mendukung Anies Baswedan.
Analisis ketiga parpol ini tentu punya dasar. Setidaknya melihat rekam jejak dan potensi yang dimiliki Anies Baswedan. Yang paling menonjol ketika Anies Baswedan diundang sebagai narasumber ke forum-forum internasional. Bisa jadi, negara-negara yang mengundangnya mengatahui betul sosok Anies Baswedan.
Hal itulah yang mungkin membuat namanya semakin bersinar. Ini juga yang membuat peluang dia akan keluar sebagai pemenang. Sejalan dengan dukungan rakyat yang terus mengalir dari berbagai latar belakang di seluruh Indonesia bahkan luar negeri.
Apa yang saya sampaikan di atas bukan sesuatu yang beridiri sendiri. Hal itu sejalan dengan sosok Anies Baswedan yang merupakan tokoh intelektual. Ia juga figur nasionalis religius. Selain akademisi, ia juga poltisi yang mempunyai karakter dan prinsip politik yang jelas. Mungkin karena itu, jalan politiknya selalu dijegal. Semacam ada sesuatu yang ditakuti jika Anies Baswedan menjadi Presiden.
Sebagai informasi, mantan Rektor Universitas Paramadina ini merupakan tokoh yang akan membawa perubahan.
Ketika masih menjabat Rektor Paramadina Anies Baswedan terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun sejak 2010. Sebagaimana diterbitkan majalah Foresight yang terbit di Jepang akhir April 2010.
Dalam edisi khusus yang berjudul “20 Orang 20 Tahun” itu, Foresight mengulas 20 tokoh yang diperkirakan bakal menjadi perhatian global. Karena mereka diprediksi berperan dalam perubahan dunia untuk dua dekade.
Nama Anies dicantumkan bersama 19 tokoh dunia lain seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez. Kemudian Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband, anggota Parlemen dan Sekjen Indian National Congress India Rahul Gandhi, serta politisi muda Partai Republik dan anggota House of Representative AS, Paul Ryan.
Prediksi itu sudah menjadi nyata. Anies Baswedan yang berhasil membawa perubahan besar di DKI Jakarta adalah fakta yang tak terbantahkan. Sejak menjadi Gubernur DKI Jakarta 2017, ada banyak prestasi yang telah dilakukan. Hal yang paling menonjol adalah bagaimana ia merangkul semua kalangan. Tak sesuai dengan isu politik yang disematkan kepada dirinya. Seperti menjalankan kepemimpinan dengan kebijakan yang condong ke ajaran atau paham Khilafah.
Nyatanya, warga Jakarta hidup aman dan tentram. Keadilan dan kesejahteraan dirasakan oleh semua umat beragama. Pelayanan dan bantuan kepada semua agama tanpa kecuali. Seperti Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI).
Kemudian menerbitkan IMB gereja. Seperti gereja Katolik di Jakarta Barat yang tak dilakukan gubernur sebelumnya. Ini hanya sebagian kecil dari berbagai prestasi yang telah dilakukan. Tapi, bagi lawan politik tak akan mengakui itu. Mereka tidak melihat kenyataan. Lebih memilih membuat pernyataan “sesat” diatas kebencian akut.
Kendati demikian, rakyat Indonesia sudah cerdas dalam memilih pemimpin. Rakyat sudah sangat paham mana isu dan mana fakta. Sehingga berbagai isu miring yang disematkan kepada Anies Baswedan runtuh dengan sendirinya.
Karena itu, jika bangsa Indonesia menghendaki sosok Anies Baswedan yang hanyalah rakyat biasa dengan segudang prestasi, maka sangat disarankan untuk mendukung agar menjadi Presiden Republik Indonesia. Karena suara rakyat adalah suara yang sangat mahal nilainya. Jika rakyat menghendaki, Tuhan yang merestui.
Ervan Tou
(Ketua Umum Laskar AMAN)