Jakarta, TERBITINDO.COM – Menuju perhelatan Pilpres 2024 Laskar Angkatan Muda Anies Baswedan (AMAN) berkomitmen menjaga dan merawat Kebhinekaan Bangsa Indonesia. Laskar AMAN telah menyatakan tekad dan terus bergerak menjaga nilai-nilai kebangsaan yang termuat dalam empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Sejak deklarasi 4 Desember 2022 Laskar AMAN telah berkomitmen untuk menjaga dan merawat Kebhinekaan. Secara khusus menuju Pilpres 2024. Kami telah menyatakan tekad dan mengajak semua elemen bangsa menjaga kedaulatan bangsa Indonesia. Agar bangsa ini tetap kokoh dan utuh sampai kapan pun,” kata Ketua Umum Laskar AMAN, Ervan Tou dalam rilisnya, Senin,(26/12/2022).
Ervan menjelaskan, tekad Laskar AMAN untuk menjaga Kebhinekaan tidak sebatas slogan dalam politik kebangsaan yang terus disuarakan. Namun, Laskar AMAN telah mempraktekannya dengan membentuk Relawan Anies Baswedan (Laskar AMAN) yang terdiri dari berbagai latar belakang; agama, generasi, suku, budaya dan sebagainya.
“Kami membentuk Laskar AMAN atas inisiatif dan pandangan politik pribadi. Kami melihat bahwa sosok Anies Baswedan adalah tokoh intelektual dan berintegritas. Beliau figur negarawan, nasionalis religius dan punya karakter dan prinsip politik yang jelas. Anies Baswedan adalah tokoh yang mampu mengakomodir semua kepentingan masyarakat. Dan mampu memberi rasa keadilan dan kesetaraan. Figur Anies Baswedan dengan prestasi yang membanggakan. Itulah kenapa relawan dari lintas agama, generasi, budaya dan suku ini memilih mendukung Pak Anies Baswedan,” jelasnya.
Ia mengatakan Laskar AMAN merupakan Relawan Anies Baswedan yang bekerja mengedepankan politik kebangsaan. Politik yang mengutamakan gagasan bukan narasi kebencian dan isu-isu SARA pragmatis.
“Kita harus tunjukkan bagaiman cara berpolitik yang sehat, mengedepankan akal sehat. Bagaimana menghidupkan narasi politik rasional bermartabat dan menghindari politik kebencian dan narasi-narasi negatif. Karena jika hal-hal baik yang diperbincangkan maka dapat menghidupkan demokrasi bahkan lebih berkualitas,” ujar Ervan.
Ervan meminta seluruh elemen bangsa agar menjaga dinamika politik menjelang Pilpres 2024. Ia menyebut dinamika yang harus dilakukan tetap pada koridor yang benar yakni santun dalam ucapan, tapi tetap kritis jika ada yang keluar dari asas-asas demokrasi. Tidak memframing isu-isu yang sumbernya belum jelas.
“Sebagai rakyat kita tentu kritis hal-hal yang tidak mencerminkan peradaban demokrasi. Tapi tetap pada aturan main sesuai konstitusi. Karena negara kita punya aturan yang tidak boleh dilanggar. Untuk itu, jika ada hal-hal yang tidak sesuai mesti diselesaikan dengan aturan,” kata mantan Sekjen Vox Point Indonesia ini.
Hentikan Politik Identitas
Laskar AMAN juga meminta agar narasi politik identitas dihentikan. Menurut Ervan, narasi politik identitas sangat rentan merusak tatanan demokrasi. Juga mengganggu keutuhan bangsa.
Ia menyebut jika narasi politik identitas masih ada maka ini membuktikan kita belum merdeka dalam demokrasi. Karena itu, Laskar AMAN mengharapkan semua pihak dapat menahan diri. Tidak lagi bermanuver menyampaikan isu-isu politik identitas. Karena sangat rawan terjadinya polarisasi di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Oleh karena itu, kami meminta semua pihak agar tidak lagi bermain pada isu pragmatis. Mari kita memberi edukasi politik yang cerdas, yang berprinsip pada nilai politik universal, bukan saling menghina, menghujat dan saling menjatuhkan. Pandangan dan pilihan politik boleh berbeda, tapi tetap menghargai sesama saudara. Karena sejatinya, politik adalah ruang dialektika yang kaya gagasan. Kita harus bicara seperti apa Visi Indonesia ke depan. Itu yang harus diperdebatkan,” ungkapnya.
Ervan menyayangkan pihak-pihak yang masih akrab dengan politik identitas. Bagi dia, upaya tersebut tidak akan terpengaruh dengan pilihan politik rakyat Indonesia. Sebab, kata dia masyarakat Indonesia sudah cerdas dalam menentukan pilihan politik.
Ia juga heran jika Capres Anies Baswedan menjadi incaran yang disematkan sebagai pelaku politik identitas. Padahal, kata Ervan, Anies Baswedan dalam karier politik dan kepemimpinannya tidak sekalipun melakukan politik identitas. Karena tidak ada data yang bisa membuktikan hal tersebut.
Ia bahkan meminta pihak-pihak yang menuduh Anies Baswedan sebagai pelaku politik identitas untuk menunjukkan bukti. Karena kalau tidak maka tuduhan itu sangat keji. Bahkan justru menjadi boomerang.
“Ini yang kami sesalkan. Isu pak Anies Baswedan sebagai pelaku politik identitas masih saja dimainkan. Padahal tidak ada bukti yang bisa menjelaskan isu tersebut. Kami menilai isu tersebut hanyalah pernyataan yang sengaja dilakukan untuk menjatuhkan pak Anies Baswedan. Kami minta agar dihentikan. Para pihak yang memainkan isu tersebut coba melihat apa track record pak Anies Baswedan saat pimpin DKI Jakarta. Karena kalau pernyataan tersebut tidak bisa dibuktikan maka harus batal demi akal sehat,” tegas Ervan.
Lebih lanjut Ervan menilai apa yang disematkan pada Anies Baswedan berbanding terbalik dengan apa yang dilakukan saat memimpin DKI Jakarta. Ervan bahkan menilai Anies Baswedan sebagai Bapak Toleransi. Pemimpin toleran yang memberikan kesejukan dan keadilan bagi semua masyarakat.
“Kita bisa berikan data seperti apa pelayanan pak Anies Baswedan di DKI Jakarta. Ia melayani tidak saja pada kelompok tertentu tapi semua warga DKI Jakarta,” jelasnya.
Hal yang paling menonjol kata Ervan bagaimana Anies Baswedan memberikan bantuan kepada umat lintas agama. Seperti Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) sejak 2019. Kemudian Anies Baswedan memberikan IMB beberapa Gereja Katolik seperti Gereja Kalvari, Lubang Buaya Jakarta Timur dan Gereja Katolik Damai Kristus Tambora Jakarta Barat yang tidak dilakukan pemimpin sebelumnya.
“Inilah yang kami lihat bagaimana pak Anies Baswedan memimpin dengan hati. Memberikan pelayanan untuk semua warga tanpa melihat latar belakang. Hal itu juga yang membuat Pak Anies Baswedan mendapat banyak penghargaan. Salah satunya dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Pemprov DKI Jakarta menerima Harmony Award Tahun 2020 karena berhasil melakukan harmonisasi kehidupan beragama,” tutup Ervan***