Bupati Endi Tegaskan Wisatawan tidak Terlantar di Labuan Bajo

by -5043 Views

Labuan Bajo, TERBITINDO.COM – Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi memberi kepastian bahwa wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT tidak terlantar karena ketiadaan transportasi.

“Kami pastikan seluruh pelayanan berjalan dengan prima. Begitu ada kesulitan transportasi di bandara, pemda mengambil alih menyiapkan kendaraan dinas dan bus, prinsipnya tidak boleh ada tamu yang terlantar karena ketiadaan transportasi,” jelasnya di Labuan Bajo, Senin (1/8/2022) malam.

Pernyataan Bupati Endi untuk merespons aksi penghentian layanan jasa wisata oleh pelaku pariwisata, termasuk penjemputan tamu oleh agen perjalanan wisata sejak Senin pagi di Bandara Komodo.

Dalam laporan dari berbagai pihak yang didapatkan, ia menyebut tidak ada tamu yang terlantar karena sudah dilayani dengan baik meski menggunakan mobil pelat merah.

Bupati Endi menerangkan bahwa pemerintah tidak akan berhenti meyakinkan pelaku pariwisata agar sesegera mungkin kembali beraktivitas dan melayani wisatawan yang datang ke Labuan Bajo.

“Kita berupaya menjadi tuan rumah yang baik, yang membuat orang betah dan berkali-kali datang ke Labuan Bajo untuk menikmati seluruh pesonanya,” terang Endi.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat telah menyiapkan bus dan mobil bagi wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo karena ketiadaan angkutan milik agen perjalanan wisata.

Sejak pukul 10.00 hingga 16.00 Wita, mobil yang disiapkan pemerintah daerah telah lalu-lalang mengantar para wisatawan yang tidak mendapatkan tumpangan.

Para petugas Bandara Komodo bersama TNI dan Polri sigap membantu wisatawan yang kebingungan karena kondisi itu.

Wisatawan baik dalam dan luar negeri juga terlihat mengantre untuk masuk ke dalam mobil.

“Kami harus di sini antar jemput ke hotel. Ada dua bus dan enam mobil,” kata seorang pegawai Pemkab Manggarai Barat Benediktus Suhardi saat membantu wisatawan di Bandara Komodo.

Adapun ketiadaan agen perjalanan wisata yang biasanya menjemput wisatawan merupakan dampak dari aksi penghentian layanan pariwisata karena kebijakan kenaikan tiket masuk ke Pulau Komodo, Pulau Padar, dan perairan di sekitarnya sebesar Rp3,75 juta per orang per tahun.

Edwin Grison