Jakarta,TERBITINDO.COM – Setelah resmi berdiri pada 30 Mei 2022, Yayasan Mitra Timor Terang Nusantara (YMTTN) langsung meluncurkan berbagai program prioritas. Salah satu program prioritas adalah program pencegahan dan penanganan stunting (gizi buruk) di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Pencegahan dan penanganan stunting dilakukan dengan menggandeng mitra seperti pemerintah, perusahaan, lembaga kemanusiaan internasional, serta donator pribadi berhati baik.
Hal ini disampaikan Ketua Bidang Kesehatan, Pemberdayaan Perempuan dan Anak YMTTN Veronika Lake, S.ST. RMIK, MM setelah menghadiri silaturami bersama Dewan Pengawas, Dewan Pembina, Pimpinan Yayasan serta jajaran pengurus.
“Pimpinan YMTTN mengarahkan agar kami fokus untuk menciptakan program untuk pencegahan dan penanganan stunting. Stunting merupakan persoalan serius untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) daerah dan bangsa sehingga butuh penanganan serius dari berbagai pihak, tidak hanya pemerintah. Karena itu YMTTN terpanggil untuk turut berkontribusi dalam pencegahan dan penanganan stunting,” papar Veronika.
Menyasar TTU
Veronika menjelaskan, YMTTN mengarahkan program penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten TTU bertolak dari keprihatinan besar terhadap angka prevalensi yang sangat tinggi di wilayah tersebut. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2021 angka prevalensi stunting di Timor Tengah Utara 25,3 % di mana terdapat 5.204 Balita di TTU yang mengalami gizi buruk. Angka prevalensi stunting di TTU bahkan lebih tinggi dari Angka prevalensi Provinsi yaitu 20,9% dan jika dibandingkan dengan kabupaten lain di NTT.
“Bahkan, dari 194 desa di TTU, mayoritas 131 desa memiliki angka bayi balita stunting lebih dari 20 persen. Desa Fatusene, Kecamatan Miomaffo Timur menempati angka balita stunting sebesar 60 persen. Ini sangat memprihatinkan, selain jauh dari angka nasional sebesar 24 % juga mencerminkan sulitnya masa depan balita sebagai generasi masa depan TTU,” papar Veronika yang kini bekerja di lembaga penelitian dan pelatihan Areopagus Indonesia Jakarta.
Mengatasi persoalan stunting ini, YMTTN akan merangkul semua pihak dalam semangat kemitraan dan kolaboratif untuk melakukan intervensi pencegahan dan penangangan stunting agar angka prevalensi stunting dapat ditekan, bahkan suatu saat TTU bisa bebas stunting. Karena itu, Veronika sebagai perwakilan YMTTN mengajak berbagai pihak untuk terlibat mengatasi stunting untuk menciptakan masa depan generasi muda di perbatasan.
“Intervensi stunting baik penanganan dan pencegahan stunting dilakukan secara komprehensif. Stunting tidak hanya terkait intervensi Kesehatan tetapi bagaimana melakukan pencegahan dengan menciptakan berbagai kondisi-kondisi seperti edukasi gizi kepada calon ibu dan suami, penyediaan air bersih, serta ketersediaan sayur-sayuran, buah-buahan, atau makanan sehat, peningkatan kapasitas serta pemberdayaan perempuan dan lain-lain” lanjutnya.
Veronika menambahkan, YMTTN akan fokus melakukan berbagai intervensi di desa-desa dengan tingkat stunting tertinggi di TTU, agar selanjutnya melakukan kajian ilmiah untuk mengetahui dampaknya.
“Kami punya cita-cita menciptakan pola dan model penanganan stunting yang efektif dan cepat untuk ditularkan ke wilayah lain. Sehingga intervensi stunting menjadi komitmen dan perjuangan di daerah lain,” imbuhnya.
Dikelola Secara Profesional
Ketua YMTTN, Dr Frederikus Fios menjelaskan, kegiatan pencegahan dan penangangan stunting bukan hal yang baru bagi anggota. Karena struktur YMTTN beranggotakan profesional yang pernah terlibat dalam pencegahan dan penangangan stunting. YMTTN mengumpulkan semua profesional dalam wadah bersama agar kegiatan pencegahan dan penanganan stunting dikelola secara profesional, transparan dan berkelanjutan.
“YMTTN akan menjadi wadah untuk mengelola berbagai prioritas kegiatan secara profesional, transparan, dan berkelanjutan agar selain berguna bagi masyarakat, juga menjamin kepercayaan dari para donator. Kami berharap sumbangsih ini akan turut berperan membangun kesejahteraan masyarakat TTU yang kini merupakan warga terdepan NKRI,” tegas Ketua Departemen Character Building Binus University Jakarta.
Sebagai informasi, YMTTN yang didirikan diaspora TTU baru-baru ini memiliki visi misi untuk membangun dan memberdayakan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur umumnya dan pada khususnya Kabupaten TTU.
Yayasan berisi orang-orang yang berintegritas yang ingin melihat adanya perubahan di TTU karena TTU masih sangat tertinggal dari daerah lain di Indonesia.
Redaksi