Dewan Pakar PKS Tegaskan Jika Pancasila Benar-benar Dipahami, Indonesia Pasti Bebas Status Miskin

by -12271 Views

Jakarta,TERBITINDO.COM – Pancasila mempunyai sejarah yang tidak singkat. Bahkan penuh dengan perjuangan dari pemimpin pendiri negara ini. Sila keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia misalnya, harusnya dilaksanakan dan dimaknai secara benar oleh pemimpin. Jika demikian, maka negara ini seharusnya tidak mengenal adanya status kemiskinan pada rakyat.

Hal ini disampaikan oleh Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rizal Bawazier di Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Pernyataan ini disampaikannya berkaitan dengan Hari Lahirnya Pancasila yang dirayakan pada 1 Juni 2022, kemarin.

“Singkatnya, itulah maknanya yang ingin dicapai. Mengapa? karena Indonesia negara kaya, banyak negara lain yang iri dengan kekayaan Indonesia. Kesalahan demi kesalahan tidak bisa dipungkiri terus berjalan sehingga di Indonesia masih mengenal adanya status kemiskinan di setiap daerah,” ungkapnya.

Selanjutnya ia mengutip pertanyaan Soekarno dalam pidato spontannya 1 Juni 1945 di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang kemudian dikenal dengan judul ‘Lahirnya Pancasila’.

Ia mengatakan, “Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi”.

Menurut Rizal, kelima sila Pancasila yang dijadikan dasar pendirian negara Indonesia, mempunyai makna-makna yang beragam, tapi pada intinya pada sila kelima.

Rizal menegaskan, sila kelima, Keadilan Sosial, artinya semua warga negara berhak mendapatkan kesejahteraan – bagi seluruh rakyat Indonesia. Tanpa terkecuali, jangan dikabur-kaburkan maknanya.

“Selama di Indonesia masih ada status kemiskinan di daerah tersebut maka sila kelima belum tercapai. Pancasila dijadikan ideologi untuk selama-lamanya, kekal dan abadi, kata Soekarno diatas, tidak bisa tidak, akan selalu ada sepanjang NKRI ini berdiri,” terangnya.

Kemiskinan, lanjut Rizal, merupakan masalah multidimensi, ekonomi, sosial budaya dalam masyarakat. Tapi intinya adalah ekonomi, keadaan tidak memiliki apa-apa secara cukup, atau suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah.

Karenanya ia mengatakan, agar setiap diri kita, khususnya pemimpin, dapat memahami makna sakralnya Pancasila.

“Jangan hanya memikirkan sekelompok. Persatuan, kebijaksanaan dalam memimpin ditujukan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tujuannya semua warga negara berhak mendapatkan kesejahteraan,” tutupnya.

Akbar Saki