Tips,TERBITINDO.COM – Amandel merupakan dua kelenjar getah bening yang terletak di setiap sisi belakang tenggorokan Anda. Keduanya bekerja sebagai mekanisme pertahanan dan membantu mencegah tubuh dari infeksi. Ketika amandel Anda terkena infeksi, kondisi ini disebut tonsilitis.
Tonsilitis bisa terjadi pada setiap orang di segala usia. Tonsilitis merupakan penyakit anak yang umum. Dokter sering mendiagnosisnya pada anak-anak dari usia prasekolah hingga remaja. Gejalanya bisa berupa sakit tenggorokan, amandel bengkak, dan demam.
Patogen yang memicu tonsilitas dapat menular ke orang lain, dan berbagai virus atau bakteri dapat menjadi penyebab tonsilitis. Mikroorganisme penyebab tonsilitis termasuk bakteri Streptococcal. Tonsilitis yang disebabkan oleh radang tenggorokan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati.
Pengobatan untuk tonsilitis tergantung pada penyebabnya, penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat untuk kondisi ini. Pembedahan untuk mengangkat amandel biasanya dilakukan hanya jika radang amandel sering terjadi, tidak merespons pengobatan lain atau menyebabkan komplikasi serius.
Penyebab Tonsilitis
Penyebab tonsilitis biasanya adalah virus. Dalam kasus yang jarang terjadi, bakteri bisa menjadi penyebab tonsilitis.
Melansir dari medicalnewstoday.com, tonsilitis virus atau bakteri dapat menular dan menyebar dari orang ke orang. Namun, jika penyebab tonsilitis ternyata adalah penyakit sekunder, seperti sinusitis atau demam, kemungkinannya tidak akan menyebar.
Tonsilitis karena virus
Infeksi virus adalah penyebab tonsilitis paling umum. Jenis virus yang paling umum yang dapat menginfeksi amandel antara lain adalah:
• adenovirus, yang juga bisa menjadi
penyebab flu biasa dan sakit tenggorokan
• rhinovirus, yang merupakan penyebab paling
umum dari flu biasa
• influenza, atau flu
• virus pernapasan syncytial, yang sering
menyebabkan infeksi saluran pernapasan
akut.
• dua subtipe coronavirus, salah satunya
menyebabkan SARS
Dalam kasus yang lebih jarang, berikut ini virus yang dapat menyebabkan tonsilitis:
• virus Epstein-Barr (EBV)
• virus herpes simpleks (HSV)
• sitomegalovirus (CMV)
Tonsilitis karena bakteri
Jenis bakteri yang paling umum menginfeksi amandel adalah Streptococcus pyogenes. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, spesies lain dapat menjadi penyebab tonsilitis, seperti:
• Stafilokokus aureus
• Pneumonia mikoplasma
• Pneumonia klamidia
• Bordetella pertussis
• Fusobacterium
• Neisseria gonorrhoeae
Gejala Tonsilitis
Gejala tonsilitis yang paling umum meliputi:
• sakit tenggorokan dan nyeri saat menelan
• amandel merah dan bengkak dengan bintik-
bintik berisi nanah
• demam
• sakit kepala
• kesulitan menelan
• sakit di telinga dan leher
• kelelahan
• sulit tidur
• batuk
• panas dingin
• pembengkakan kelenjar getah bening
Sementara gejala yang jarang terjadi bisa berupa:
• kelelahan
• sakit perut dan muntah
• mual
• perubahan suara
• bau mulut
• kesulitan membuka mulut
Beberapa orang mungkin juga mengembangkan batu amandel, yang oleh dokter juga disebut tonsillolit atau batu tonsil. Tonsillolit adalah penumpukan material yang terkalsifikasi di celah-celah amandel.
Mereka umumnya berukuran kecil, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi, mereka bisa berukuran lebih besar. Batu amandel ini memang akan terasa mengganggu dan terkadang sulit dihilangkan, tetapi umumnya tidak berbahaya.
Cara Mengobati
Jika seseorang tidak dapat mengobati tonsilitis sendiri di rumah, ada beberapa pilihan pengobatan yang tersedia.
Obat-obatan
Orang dapat menggunakan obat pereda nyeri yang dijual bebas (OTC) untuk menghilangkan gejala tonsilitis.
Jika infeksi bakteri menyebabkan tonsilitis, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Namun, mereka tidak akan melakukannya untuk orang yang menderita tonsilitis virus, karena antibiotik tidak efektif melawan virus.
Penisilin adalah antibiotik yang paling umum. Saat menjalani antibiotik, seseorang harus mengikuti aturan penuh dan terus meminumnya sampai habis, bahkan jika gejalanya telah teratasi. Menghentikan konsumsi antibiotik di tengah jalan memungkinkan infeksi menyebar.
Dalam kasus yang jarang, tonsilitis bakteri yang tidak diobati, akan menyebabkan demam rematik atau radang ginjal jika disebabkan oleh jenis bakteri tertentu.
Operasi
Sebelumnya, dokter secara teratur merekomendasikan operasi untuk mengobati radang amandel. Saat ini, dokter tidak akan merekomendasikan tonsilektomi kecuali kondisinya kronis dan berulang.
Meskipun amandel menjadi kurang aktif setelah pubertas, mereka masih menjadi organ fungsional. Untuk alasan inilah, ahli bedah tidak akan mengangkatnya kecuali jika diperlukan.
Seorang dokter mungkin meminta tonsilektomi jika amandel menyebabkan masalah sekunder, seperti:
• sleep apnea, yang melibatkan masalah
pernapasan di malam hari
• kesulitan bernapas atau menelan
• abses yang sulit diobati
• selulitis tonsil, di mana infeksi menyebar
ke area lain dan menyebabkan penumpukan
nanah di belakang amandel
Jika tonsilektomi diperlukan, dokter dapat memilih beberapa metode. Praktisi medis telah berhasil memanfaatkan laser, gelombang radio, energi ultrasonik, suhu dingin, atau jarum yang dipanaskan untuk mengeluarkan amandel.
Implikasi negatif dari operasi mungkin lebih besar daripada dampak positif dari pengangkatan amandel.
Meskipun tonsilitis bisa membuat seseorang tertekan dan tidak nyaman, kondisi ini akan berlalu tanpa implikasi jangka panjang yang serius bagi kebanyakan orang.
Miranda Bonita