Jakarta,TERBITINO.COM – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) melabeli beberapa elit politik sebagai penjahat demokrasi.Label penjahat demokrasi ini diberikan KontraS kepada mereka yang melemparkan wacana terkait penundaan pemilihan umum (pemilu).
Merespon hal ini, pengamat politik Rocky Gerung menyatakan sepakat dengan cap yang diberikan KontraS tersebut.
“Orang-orang ini [yang masuk daftar penjahat demokrasi] dalam kedudukannya sebagai pejabat publik harus disebut sebagai penjahat demokrasi,” kata Rocky Gerung dalam video yang diunggah di channel Youtube Rocky Gerung Official pada Senin (18/4/2022).
“Kan memang itu yang dilakukan, dan enggak fair semuanya itu bersembunyi di balik big data, di balik ini kan kepentingan rakyat bawah,” lanjutnya.
Rocky menjelaskan survey yang ada mengatakan bahwa mayoritas warga tidak percaya lagi terhadap kepeminpinan.
“Jadi sekali lagi, list yang dibikin KontraS itu semacam plakat, untuk memberi tahu inilah dia orang-orang yang menjahati demokrasi,” terang Rocky.
“Kalau kita pakai istilah menjahati itu artinya, mereka paham demokrasi tapi memanipulasi demokrasi itu untuk memback-up diri sendiri, partai sendiri, dan kekuasaan,” jelas Rocky lagi.
Adapun KontraS menyebut tujuh orang yang disebut sebagai penjahat demokrasi adalah Menko Luhut Binsar Panjaitan, Mendagri Tito Karnavian, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Sekjen PSI Dea Tunggaesti, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Partai PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketum Partai PAN Zulkifli Hasan.
Akbar Saki