Ruteng,TERBITINDO.COM – Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, S.E., M.A. minta kepada Kepala Sekolah dan para guru untuk memperhatikan kaum difabel. Sesuai dengan jargon Pemkab Manggarai “No One Left Behind”, jangan ada yang tertinggal. Yang tertinggal biasanya perempuan, anak muda, anak kecil dan difabel.
Hal ini disampaikan bupati Hery dalam sabutannya saat menutup secara resmi kegiatan peningkatan kapasitas Kepala Sekolah SD dan SMP se-Kabupaten Manggarai, di Aula Ranaka Kantor Bupati Manggarai, Jumat (8/04/2022).
“Saya titip saya punya anak yang berkebutuhan khusus, saya tahu tidak gampang diatur dan diajar, saya tahu itu karena bapak/ibu juga tidak dilatih untuk itu. Tetapi bukan karena tidak gampang maka tidak bisa, bisa” ujarnya.
Diketahui, difabel atau different ability adalah kemampuan berbeda, Pemkab Manggarai tidak pakai istilah disabilitas. Sebab disabilitas memang tidak bisa buat apapun, kehilangan kemampuan atau cacat. Sedangkan difabel dia bisa, sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dalam menjalankan aktivitas berbeda dibandingkan orang lain.
“Itu jalan supaya semua orang mendapat manfaat yang sama dari pembangunan ini, basisnya bukan karena kasihan. Kalau kita urus yang difabel itu bukan karena rasa kasihan, itu paradigma puluhan tahun lalu. Tetapi hari ini itu sebagai hak. Kalau negara atau pemerintah memperhatikan mereka, itu karena mereka mempunyai hak untuk menikmati manfaat dari adanya negara, supaya ada gunanya dia nyanyi Indonesia Raya,” ungkapnya.
“Kalau tidak bermanfaat, buat apa dia nyanyi lagu Indonesia Raya, untuk apa dia jadi bagian dari Indonesia? Kita tidak atur dia, juga tidak urus dia. Jadi paradigmanya adalah hak sekali lagi kalau kita atur mereka karena mereka berhak untuk mendapat pendidikan dari negara ini. Maka saya minta kepada guru-guru untuk perhatikan mereka,” tegas Bupati Hery.
Pada kesempatan yang sama Bupati Hery mengingatkan para kepala sekolah terkait pengelolaan dana bos. Jangan sampai banyak temuan lagi, berharap tahun depan tidak ada lagi.
“Intinya aparat penegak hukum sudah tahu semua polanya, pengelolaan Dana Boss kalau curang itu polanya seperti apa, jangan beranggapan bahwa orang tidak tahu. Itu makanya ada yang jadi polisi dan jaksa, untuk pelajari pola-pola itu tadi, itu juga alasan kenapa orang kerja di BPK, karena dia mahir dalam mengawasi dan melihat pola penyalahgunaan uang. Jadi kita yang baru belajar ini jangan lagi coba-coba tipu mereka yang sudah mahir. Karena pasti akan ketahuan,” tegasnya.
Selain itu, Bupati Hery kembali minta kepada para Kepala Sekolah untuk ingatkan guru-guru agar berhati-hati posting sesuatu di media sosial, beritahu dan peringatkan semua.
Semua orang, kata bupati Hery belajar untuk tidak membuat riuh dalam kehidupan sehari-hari maupun di media-media. Semua orang harus tahu porsinya, itu artinya profesional. Pa Wakil Bupati selalu bilang, profesional yang pertama-tama adalah tahu diri, siapa saya?.
“Karena kalau ada apa-apa saya tidak akan bantu. Hati-hati, baik dalam urusan pribadi maupun dalam urusan kedinasan, jangan gampang posting di medsos tanpa mempertimbangkan dampaknya,” tutupnya.
Redaksi